BANDUNG — Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terus berupaya meningkatkan jumlah mitra untuk turut serta dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan pengembangannya kepada masyarakat. Langkah ini diwujudkan dengan menggelar lokakarya dengan mengusung tema yang menggambarkan keunggulan varietas padi hasil penelitian BATAN dengan teknologi radiasi, yakni “Lebih Unggul, Lebih Tahan, dan Lebih Produktif” di Bandung, Senin (12/11).
Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, lokakarya merupakan bentuk upaya memperkuat kerja sama antara BATAN dengan para mitra dalam menyebarluaskan hasil litbang BATAN khususnya pertanian. Upaya ini dilakukan, mengingat hingga kini masih banyak masyarakat yang merasa ketakutan bila mendengar kata nuklir.
“Banyak orang yang tidak mau mengenal nuklir karena ketakutannya, kecuali bagi mereka yang memang benar-benar membutuhkan. Maka dengan lokakarya ini diharapkan BATAN dapat memperbanyak kawan sekaligus mitra yang dapat membantu menyebarluaskan hasil litbang BATAN kepada masyarakat,” jelas Djarot.
Lebih lanjut, Djarot menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut, pihaknya akan mendapatkan data base terkait dengan luasan lahan yang digunakan untuk menanam varietas hasil litbang BATAN di bidang pertanian. Selain itu juga didapatkan data manfaat bagi petani yang telah menggunakan produk litbang BATAN di bidang pertanian.
Selain itu, lokakarnya ini menurut Djarot dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan kritik dan masukan dari para mitra untuk memperkuat jaringan antara BATAN dengan mitranya. Sedangkan bagi para mitra, lokakarya ini menjadi sarana untuk berinteraksi langsung dengan sesama mitra dan berbagi pengalaman selama menjalin kerja sama dengan BATAN.
Namun demikian, Djarot menambahkan, berbagai kendala dihadapi dalam menjalin kerja sama dengan mitra dalam rangka menyebarluaskan hasil litbang BATAN kepada masyarakat. “Kendala atau tantangan itu selalu ada, yang utama adalah masalah anggaran, dan kita akan mencarikan jalan keluar dengan meyakinkan kepada para mitra bahwa program kerja sama ini menguntungkan, sehingga diharapkan mitra daerah dapat mengalokasikan anggarannya untuk dapat membantu program kegiatan para mitra,” lanjutnya.
Selain itu, menurut Djarot, hingga saat ini belum ada alat pengukur kesuksesan atau kegagalan dari bentuk kerja sama yang dijalin antara BATAN dengan para mitra. Untuk itulah diperlukan belajar dari pihak lain, baik universitas maupun lembaga pemerintah yang telah menerapkan kerja sama dengan pola yang serupa agar didapatkan rumusan yang komprehensif dalam menilai program kerja sama tersebut.