BANDUNG – Bank bjb sebelumnya diterpa tuduhan dugaan pungutan liar (pungli) yang dirilis Tim Saber Pungli Jawa Barat. Kini, diperoleh informasi petinggi bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu, eksodus ke sejumlah perusahaan BUMD DKI Jakarta.
Menurut sumber internal, Komisaris Utama bank bjb Klemi Subiantoro saat ini merangkap jabatan sebagai ketua Badan Pengawas di PD Sarana Jaya, perusahaan BUMD DKI. Pria kelahiran Sukoharjo, 23 Mei 1966 itu sejak Maret 2015-Maret 2017 menjabat sebagai Komisaris Independen Pelaksana Utama Independen. Maret 2017 hingga saat ini masih menjabat sebagai Komisaris Utama Independen di bank bjb.
Bukan hanya Klemi, Erick, yang menjabat komisaris bank bjb telah diangkat menjadi komisaris bank DKI. Pengangkatan Erick melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Bank DKI yang digelar Selasa, (30/10) lalu. Salahsatu agendanya pergantian direksi dan komisaris.
Empat nama direksi termasuk direktur utama Kresno Sediarsi yang dicopot dari jabatannya. Kresno diganti Wahyu Widodo sebagai Direktur Utama. Untuk jajaran komisaris nama Erick masuk bersama, Basuki Setyadjid (Komisaris Utama (lndependen), Lukman Hakim (Komisaris lndependen), dan Michael C. Brata. Padahal Erick masih tercatat sebagai Dewan Komisaris Utama bjb Syariah.
Selain Klemi dan Erick, masih ada nama pimpinan divisi bank bjb Babay Parid Wazdi, kini jadi direktur Bisnis bank DKI Jakarta.
Merespons kabar eksodus, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jabar, Daddy Rohanadi menyebutkan, terjadinya hal itu diduga karena ketika menempati jabatan mereka memiliki kedekatan dengan penguasa sebelumnya.
Sebutnya, para petinggi bjb ini sadar, mereka harus secepatnya mencari ’perahu’ baru karena perahu lama telah berganti nahkoda.
”Boleh jadi ada faktor suka, tidak suka karena faktor subyektif. Akan tetapi sebetulnya tindakan tersebut merupakan hal biasa. Bahkan ada juga orang yang enggan melepas posisi lamanya. Jadi istilahnya seperti orang mengharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan,” kata Daddy saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, kemarin (5/11).
Agenda RUPS Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar akhir tahun telah memunculkan isu santer mengenai wacana pergantian pengurus di internal bjb.