DINAS Pendidikan Jawa Barat terus berusaha mendorong Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk terus naik. Salah satunya dengan meluncurkan Sekolah Jabar Juara yang akan diluncurkan pada November ini.
Salah satu pendorong kenapa Sekolah Jabar Juara diluncurkan ditopang dari tingginya pelajar SMP yang tidak melanjutkan pendidikan. Tercatat hingga 24 persen siswa yang tidak melanjutkan ke SMA.
Besarnya angka tersebut dipicu oleh beberapa faktor. Pertama, alasan ekonomi karena harus membantu orangtua menjadi paling tinggi. Faktor kedua, dipicu minimnya infrastruktur.
Untuk diketahui, angka kelulusan Sekolah Dasar hingga saat ini sangat besar. Nyatanya, ketika siswa itu lulus, infrastruktur tidak mendukung. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jawa Barat 2015/2016, jumlah sekolah SD negeri mencapai 18.266 unit. Jumlah itu ditambah dengan swasta dengan 1.649 unit.
Di bagian lain, berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Sekolah Dasar (SD) Provinsi Jawa Barat 2016/2017 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diketahui jumlah SD 19.793 dengan siswa baru 745.164 dan 4.516.574 yang bersekolah. Sedangkan jumlah KS dan guru diketahui hanya 213.794 dengan total lulusan SD mencapai 799.818 per tahun.
Sedangkan, jumlah gedung SMP yang dilansir Dinas Pendidikan Jawa Barat mencapai 1.954 unit SMP Negeri dan 2.913 SMP Swasta.
Sedangkan, Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Sekolah Menengah Pertama Jawa Barat 2016/2017 versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diketahui jumlah sekolah mencapai 4.878 unit dengan 607.099 siswa baru tiap tahunnya. Dengan data yang sama, jumlah siswa tercatat 1.801.954 dengan kelulusan mencapai 585.506 pertahunnya.
Lantas berapa angka siswa yang berpatisipasi dalam Sekolah Terbuka? Angka diakui oleh Camat Lengkong Kota Bandung Tubagus Agus Mulyadi, memang sumir. Yang diketahui dan sudah melanjutkan di Sekolah Terbuka saja hanya 29 orang di 2018. Terbagi atas SMA dan SMK.
”Yang sulit adalah membujuk mereka untuk mau bersekolah,” kata Agus kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.
Salah satu camat terbaik di Kota Bandung itu mengatakan, siswa yang masuk di Sekolah Terbuka sebenarnya serba dipermudah. Mereka tidak harus datang setiap hari seperti halnya siswa regular. Pembelajaran cukup Sabtu dan Minggu, tak pakai seragam.