NGAMPRAH– Kondisi sosial di tengah masyarakat saat ini cukup memprihatinkan. Hal itu dapat dilihat dari adanya pelemahan nilai-nilai luhur jati diri dan kepribadian bangsa. Mulai dari lunturnya semangat gotong royong, intoleransi umat beragama, solidaritas dan beberapa hal lainnya. Untuk mengembalikan kondisi sosial tersebut, Kementerian Sosial, DPR RI, Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat menggelar Sosialisasi Restorasi Sosial dengan tema Membangun Karakter Bangsa kepada Masyarakat Melalui Nilai Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial bertempat di Mason Pine Padalarang, kemarin.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa narasumber di antaranya Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat Kementerian Sosial, Bambang Mulyadi serta Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat, Heri Partomo. “Melalui restorasi sosial ini, masyarakat yang bermasalah dapat kembali dengan kondisi yang ideal. Saya kasih contoh seperti intolerensi atau masih adanya konflik di tengah masyarakat menjadi hal yang harus diperbaiki. Hal semacam itu terjadi juga di Bandung Barat,” kata Heri didampingi Kabid Pemberdayaan Sosial, Dewi Nur Angraeni.
Menurut Heri, perlu adanya perbaikan di tengah masyarakat, karena bila persoalan sosial tersebut dibiarkan bisa mengamcam pada persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan, ujar dia, pertama soal peningkatan partisipasi sosial atau kepedulian masyarakat, contohnya mengembalikan pertemuan antar warga atau melakukan kegiatan musyawarah mufakat yang harus dihidupkan kembali. Kedua gencar menyosialisasikan integrasi sosial di tengah masyarakat. Terakhir harus menciptakan kembali soal budaya berbagi di tengah masyarakat. “Itu beberapa poin yang harus dilakukan untuk mengembalikan kondisi sosial,” ungkapnya.
Sementara, beberapa faktor penyebab terjadinya kondisi sosial yang sudah turun nilai-nilai jati diri dikarekan persoalan seperti kemajuan teknologi, kesalahan bergaul serta hilangnya budaya komunikasi antara warga atau silaturahmi bersama masyarakat. “Memang saat ini terjadi persoalan sosial seperti itu. Terkadang seperti hadirnya teknologi, orang biasa sibuk dengan bermain handphone tanpa memikirkan orang di sampingnya atau tidak berkomunikasi. Itu bagian contoh kecil, belum lagi persoalan sosialisasi antara tetangga dan lainnya,” kata Heri seraya menyebutkan kegiatan Restorasi Sosial ini bagian dari program Nawacita Presiden Joko Widodo.