PADALARANG – Para Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri dan Swasta Tahun Pelajaran 2018/2019 di Kabupaten Bandung Barat menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) tentang penggunaan Dana Operasional Sekolah (BOS) di Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, kemarin (15/10).
Kegiatan yang digagas oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Bandung Barat ini membahas tentang penggunaan Dana BOS dan sosialisasi literasi.
”Dengan seiring kemajuan teknologi peran sekolah harus bisa memanfaatkan teknologi tersebut. Untuk meningkatkan minat baca dan menulis bagi siswa dan guru,” ungkap Imam usai acara berlangsung pada Jabar Ekspres, kemarin.
Imam menyebutkan, terdapat banyak inovasi yang di terapkan dalam sistem belajar mengajar salah satunya inovasi e-perpus dari Gramedia dan pelatihan jurnalistik dan menulis bagi guru yang di fasilitasi Koran Jabar Ekspres.
”Dari program e-perpus dan pelatihan menulis sangat membantu sekolah dalam meningkatkan dan mengembangkan literasi sekolah. Sebab program tersebut dapat menyentuh langsung ke siswa dalam mempraktikkan budaya membaca dan menulis,” jelasnya.
Imam berharap agar semua sekolah mendukung dalam program tersebut.
Senada dikatakan Ketua MKKS SMK Kabupaten Bandung Barat, H. Deni Maryana. Pada Jabar Ekspres dia mengatakan jika program literasi sebenarnya sudah dicanangkan oleh pemerintah sejak 2007 lalu.
”Nah, sekarang kan Gramedia membuat sebuah terobosan. Terobosan yang cukup inovatif untuk memudahkan sekolah dalam pengadaan buku perpustakaan. Ini akan sangat berguna, untuk sekolah itu sendiri dan sangat bisa membantu para siswa membaca buku-buku literasi, menambah pengetahuan, ataupun menambah ilmu bagi mereka. Sehingga program-program yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah itu bisa dibantu oleh pihak-pihak dari Gramedia. Itu bisa menjadi perpusatakaan digital yang memadai untuk kebutuhan sekolah,” ungkap Deni.
Sepengetahuannya, dia menyebutkan selama ini memang belum ada terobosan baru seperti yang dilakukan Gramedia tersebut. “Setahu saya belum ada, belum ada baik dari pihak pemerintah maupun sekolah atau perusahaan-perusahaan swasta yang menerbitkan program ini, belum ada yang smart library, e-perpus. Kalau ruang lingkup perguan tinggi sudah ada yang namanya e-book. Tapi di lingkup sekolah menengah, itu belum ada sekolah yang menggunakan e-perpus,” tambahnya.