Dia menambahkan, sikap ODHA yang menutup status dirinya, dikarenakan masih terjadi stigma di dalam diri ODHA itu sendiri dikarenakan masih ada kekhwatiran akan dijauhi dari lingkungan masyarakat itu bagian kendala yang dihadapi oleh ODHA. Diperlukan kepedulian dari seluruh masyarakat agar tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. ”Jadi kita jauhi virusnya bukan orangnya,” ucapnya.
Penularan HIV hanya melalui hubungan seks berisiko yang gonta-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik yang tidak seteril dan dari Ibu HIV ke banyinya melalui persalinan.
”Untuk itu kami Yayasan Resik mengedukasi dan memotivasi kepada setiap Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) untuk terbuka minimal kepada pihak keluarga,” kata dia.
Selain itu, lanjut Hasan sapaan karibnya, Yayasan Resik Purwakarta memberikan sosialisasi tentang HIV-Aids, seperti apa bahayanya virus tersebut bagi tubuh, cara penularannya, cara pengobatannya, serta cara mendapatkan pelayanan kesehatan atau perawatan bagi orang yang terinveksi virus HIV-AIDS.
”Kita berharap jangan ada prilaku diskriminasi terhadap ODHA, karena pada dasarnya penularan HIV-AIDS tidak segampang yang dibayangkan selama ini. Selain itu, dibutuhkan kepedulian seluruh elemen masyarakat. Serta perlu adanya Rencana Strategi dari pemerintah daerah Purwakarta untuk menanggulangi kasus HIV agar bisa menekan laju kasus HIV-AIDS, selain peran pemerintah daerah, peran masyarakat mutlak diperlukan. Dalam rangka Pengendalian HIV-AIDS,” demikian Hasan.
Sementara itu, Yayasan Matahati mencatat setidaknya ada 383 laki-laki yang memiliki orientasi seksual sebagai gay atau LSL di Kabupaten Pangandaran.
Manajer Matahati Agus Abdulah mengatakan dari total 383 gay tersebut, 15 diantaranya dari kalangan pelajar. ”Rata-rata mereka berusia 25 tahunan dan sudah terkena HIV/AIDs,” jelasnya saat dihubungi Radar, kemarin (10/11).
Menurut data dari Dinas Kesehatan, kata Agus, ada 32 orang LSL yang terjangkit HIV/AIDs sampai tahun 2017, sementara data di AIDs Healcare Foundation (AHF) sebanyak 24 orang di tahun 2018. ”Sebagian dari mereka masih mengikuti Anti Retroviral Virus,” ujarnya.
Agus menambahkan masih ada gay atau LSL yang belum terdata oleh pihaknya, jadi dipastikan jumlahnya masih bisa bertambah. ”Ya kemungkinan masih ada lagi, diluar jumlah tersebut,” tuturnya.