BANDUNG – Pembina Lembaga Pendidikan dan Pengetahuan Masyarakat Republik Indonesia (LPPM RI), Dra. Hj. Wahyuningsih, MM, berharap kurikulum 2013 dapat berjalan dengan optimal di sekolah yang berada di bawah Yayasan LPPM RI.
”Sebetulanya ini merupakan salahsatu program penguatan dari Yayasan, karena saya yakin bahwa diawal tahun. Di bulan Juli itu setiap sekolah tentu sudah mengadakan In House Training di masing-masing satuan pendidikan. Namun pada hari ini, kami dari LPPM, dari Yayasan berinisiatif untuk memberikan penguatan kompetensi kepada guru-guru khususnya terkait implementasi kurikulum 2013,” kata Hj. Wahyuningsih pada Jabar Ekspres, kemarin (8/10).
Kegiatan penguatan kompetensi guru tahun ini mengambil tema besar “Dengan Semangat Kurikulum 2013 Kita Tingkatkan Kualitas di Era Milenium”. Menurut pembina LPPM-RI dipilihnya peningkatan kualias terutama guru, karena guru merupakan ujung tombak utama dalam peningkatan mutu pendidikan.
”Yang saya sikapi di sini dan yang kami dorong pada guru-guru di bawah naungan Yayasan LPPM, bahwa setidaknya ada tiga hal yang harus diubah oleh guru-guru. Bahwa yang harus diubah yang pertama itu adalah mindset, yang kedua skillset, dan yang ketiga toolset. Tiga inilah yang harus diubah oleh para guru-guru sehingga dapat senantiasa meningkatkan mutu pendidikan khususnya di bawahan naungan Yayasan LPPM RI,” tandasnya.
Selain itu guru pun memiliki peranan dalam peningkatakn pendidikan karakter yang harus terimplementasi dan terintegrasi dalam mata pelajaran apapun. ”Karena sebagaimana kita tahu, bahwa mendidik anak-anak tanpa memberikan pembekalan pendidikan moral, itu sama saja dengan memberikan ancaman kepada Negara Indonesia ini.”
”Oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami setidaknya dari yayaysan ingin memastikan bahwa semua guru yang terlibat dalam naungan LPPM RI paham betul, bagaimana harus mendidik anak-anak didik yang ada di LPPM dan bagaimana harus menyikapi kurikulum 2013. Tidak hanya secara teoritis namun secara praktis agar dapat diimplementasikan dengan benar,” tandasnya.
Sementara disinggung proses pengawasan terhadap jalan tidaknya implementasi tersebut. Dikatakan Wahyuningsih, untuk pengendalian dari implementasi itu biasanya di setiap sekolah selalu diadakan suvervisi oleh masing-masing kepala sekolah.