Faktor utama dalam menghambat seseorang dalam menulis adalah ketekunan menulis itu sendiri. Dengan kata lain, semakin sering kita (berlatih) menulis, semakin terasah juga kemampuan kita dalam menulis, begitupun sebaliknya. Faktor lainnya adalah perasaan ragu yang selalu muncul setiap kali kita ingin menuangkan gagasan kita dalam sebuah tulisan. Menganggap tulisan kita jelek, pemilihan kata yang tidak tepat, dan lain sebagainya. Yang terakhir yang sering luput dari perhatian kita adalah kurangnya membaca. Padahal, sering membaca juga akan mempengaruhi pola pikir dan gaya tulisan kita, sekaligus akan semakin menambah perbendaharaan kata dan menambah wawasan yang tentunya sangat dibutuhkan dalam dunia tulis-menulis.
Ketika ingin menulis, mestinya kita punya tujuan terhadap para pembaca yang akan membaca tulisan kita. Namun, untuk bisa menulis dengan lancar sesuai dengan ide yang muncul di kepala kita, cobalah hilangkan pemikiran bahwa tulisan kita harus sesuai dengan ekspektasi pembaca. Dengan kata lain, tulis saja semua gagasan yang muncul. Lupakan tentang tulisan yang sempurna. Tulislah sesuai kata hati kita. Tanamkan di kepala kita bahwa menulis adalah menyampaikan pesan dalam bentuk tulisan.
Kesimpulannya, menulis lebih tepat dikatakan sebuah keterampilan berbahasa. Bakat bukanlah menjadi faktor penentu bisa tidaknya seseorang menulis. Kepandaian menulis lahir dari seringnya berlatih. Jadi, jangan jadikan menulis sebagai beban, karena pada hakikatnya menulis adalah bagaimana menyampaikan sebuah pesan atau gagasan dalam bentuk tulisan. (*)