BANDUNG – Reform Leader Academy (RLA) mengembangkan konsep pengembangan bisnis bagi generasi milenial yang diberi nama “Ruang Riung”. Konsep Ruang Riung akan menjadi rekomendasi kebijakan yang akan diajukan peserta RLA angkatan XIV kepada pemerintah pusat.
RLA merupakan program pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia. RLA angkatan XIV dikuti 25 peserta yang telah melalui serangkaian seleksi dari berbagai tingkatan, mulai dari daerah hingga nasional.
Widyaiswara LAN RI, Desi Pernanda memaparkan, Ruang Riung mengedepankan dua konsep mendasar dalam membangun iklim bisnis di kalangan milenial, yakni ruang dan aktivasi.
“Ruang berarti bagaimana pemerintah mampu memfasilitasi kebutuhan ruang agar generasi muda ini mampu mengaktualisasikan aspirasi dan kreativitas mereka,” ungkap Desi dalam acara Bandung Menjawab di Taman Sejarah Wiranatakusumah, Balai Kota Bandung, Kamis (13/9).
Sedangkan “Riung”, lanjutnya, memiliki arti aktivasi kegiatan melalui komunitas-komunitas bisnis anak muda untuk menghidupkan ekosistem bisnis di dalam “Ruang” yang diciptakan. “Di sinilah muncul di ruang itu kegiatan atau ‘Riung’ dalam pengertian mereka berkumpul dan menghasilkan aktivitas-aktivitas,” katanya Desi.
Konsep “Ruang Riung” menjadi proyek nasional bagi para peserta RLA angkatan XIV, karena konsep ini akan diajukan kepada pemerintah pusat. “Inilah yang membedakan RLA dengan program diklat kepemimpinan lainnya. Reform Leader Academy ini adalah Diklat untuk kader perubahan di lingkungan aparatur. Ini bukan pendidikan untuk calon pejabat tetapi Diklat calon pendorong reformasi atau kita bilang calon pemimpin bagi reformasi birokrasi,” papar Desi.
Tahun ini, lanjutnya, RLA mengangkat tema “Ease of Doing Business”. Tema ini sejalan dengan target pemerintah pusat yang ingin meningkatkan indeks kemudahan berbisnis di Indonesia.
“RLA angkatan XIV ini mengorientasikan pada kapasitas peningkatan ease of doing business di Indonesia. Statistik di Indonesia baru akhir-akhir ini mengalami perbaikan dari posisi 91, kemudian sekarang posisi 71. Dari situ kita ingin mendorong lebih bagus lagi,” ungkapnya.
Inilah sebabnya proyek akhir dari pendidikan ini adalah, menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mereformasi birokrasi agar berpihak pada pertumbuhan bisnis anak muda. Generasi muda pun dipilih karena potensi besarnya pada bonus demografi tahun 2030 mendatang.