Rudolf menjelaskan, PT Airin sebagai buffer, mengelola perpindahan logistik yang ada di dalam pelabuhan hingga ke Jawa Barat. Sama halnya dengan PLB yang ada di Cikarang Dry Port (CDP). Apalagi, kata dia, pihaknya ingin memanfaatkan keberadaan Pelabuhan Patimban.
“Lokasi PLB ini di Jomin, Cikampek. Dekat dengan Pelabuhan Patimban. Itu merupakan salah satu pasar yang akan kami ambil untuk barang-barang impor. Inilah yang kami harapkan kerja sama dengan Jaswita,” katanya.
Pihaknya mempercayakan Jaswita karena BUMD milik Pemprov Jabar ini ahli dalam bidang properti. Sesuai dengan skema perjanjian, Jaswita Jabar membangun PLB, dan Airin akan mengelolanya. “Kita sudah 34 tahun berkecimpung di bidang logistik di Tanjung Priok. Cikal bakalnya pengembangan di daerah Cikampek ini,” katanya.
Sejumlah produk akan dipasarkan di PLB tersebut. Namun, ia belum bisa merinci produknya. Namun, setidaknya terdapat tiga produk potensial yang sudah dipilih untuk dipasarkan. PT Airin sebagai anak perusahaan BUMN, tegas dia, salah satu perusahaan yang men-support induknya terkait pembiayaan-pembiayaan.
“Alhamdulillah, status pasar pada 2018, rencana kerja pemerintah (RKP) PT Airin sudah lebih dari 176 persen, melewati RKP yang sudah ditentukan,” pungkasnya. (and/adv)