Munculnya Makam Leluhur Sumedang

Selain itu, kadang sebagian bahan bangunan bekas itu dijual kepada orang yang membutuhkan dengan harga lebih murah 50 persen dari harga toko bangunan.

”Kalau ada yang mau, saya jual sebagian untuk biaya ongkos angkutnya,” ujarnya.

Tak hanya Dede sebenarya, warga terdampak Jatigede yang mengambil bahan bangunan bekas dari sisa bangunan yang tenggelam. Namun, juga Miska, kakek berusia 81 tahun ini rela memanggul keranjang demi mendapatkan bata bekas.

Meski berusia renta, namun ternyata daya ingatnya masih kuat. Dia masih dapat mengenali dimana letak rumahnya berada. Padahal sudah tiga tahun lamanya. Sisa rumahnya saat ini hanya berupa puing-puing tak berbentuk.

Ada raut wajah sedih dari balik keriupt mukanya. Kedatangannya ke rumah itu memang untuk mengambil sisa bangunan dari reruntuhan rumahnya yang memang tidak sempat diambil. Rencananya Miska, akan menggunakan sisa bangunan itu untuk memperbaiki rumahnya.

”Lumayan atuh, dapat batanya juga,” ujarnya sambil memukulkan palu kecil.

Blurr…

Tembok yang sudah mulai rapuh karena lama terendam itu pun hancur bagian pasirnya. Miska kemudian, mengambil batanya yang masih utuh.

Menyikapi fenomena warga terdampak Jatigede yang memanfaatkan sisa bangunan untuk memperbaiki rumahnya. Salah seorang tokoh masyarakat warga terdampak Cece Kartaman menilai, upaya warga saat ini yang berisikeras mendapatkan bahan bangunan, karena mereka ingin hidup di rumah yang layak. Hal ini menandakan, uang kompensasi yang diberikan kepada warga pada saat itu masih jauh dari cukup.

”Ini bukti bahwa anggaran kompensasi tidak cukup untuk membangun rumah lagi di tempat barunya,” tukasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan