CIMAHI– Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cimahi tengah melakukan pengerjaan rehabilitasi terhadap 17 ruas jalan. Perbaikan dilakukan dengan sistem overlay atau pengerasan lapisan kepada lapisan jalan yang rusak.
17 ruas jalan yang sedang dilakukan pengerjaan overlay diantaranya ruas Jalan Demang Hardjakusumah, Jalan Encep Kartawirya, Jalan Pesantren, Jalan Sangkuriang, Jalan Gedung Empat, Jalan Siriwijaya, dan sejumlah ruas jalan lainnya di Kota Cimahi.
Menurut Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PUPR, Wilman Sugiansyah, tahapan pengerjaan saat ini sudah memasuki pengerjaan fisik di beberapa ruas jalan, salah satunya di Jalan Cihanjuang.
“Pengerjaan untuk 17 ruas jalan itu sudah dilaksanakan sejak beberapa hari kemarin. Ada juga mobilisasi alat dan persiapan pengerjaan untuk ruas jalan lainnya,” ujarnya, di Komplek Perkantoran Kota Cimahi, Selas (4/9).
Ia mengatakan, pengerjaan overlay sendiri sebagai upaya untuk memberikan kenyamanan pada masyarakat terutama saat sedang berkendara, meskipun kondisi beton di sejumlah ruas jalan saat ini masih dalam kondisi cukup baik.
“Memang ada beberapa jalan beton yang masih bagus, tapi justru membuat kendaraan itu cepat gundul bannya, karena sangat menggerus. Overlay ini lapisan keras lunak, dan tentunya bisa tahan lama,” katanya.
Tak hanya overlay di 17 ruas jalan Kota Cimahi, Dinas PUPR juga sedang melaksanakan pengerjaan pemasangan U-Ditch atau beton U untuk saluran drainase, salah satunya di Jalan Martasik.
“Jadi ada beberapa ruas jalan yang drainasenya diperbaiki, dengan pemasangan U-Ditch, ada juga yang trotoarnya diperbaiki. Jadi pengerjaan ini sesuai kebutuhan, secara keseluruhan ada 22 paket pengerjaan,” katanya.
Dia menjelaskan, untuk menuntaskan proyek overlay di 17 ruas jalan dan sejumlah proyek lainnya, Dinas PUPR menyiapkan anggaran hingga Rp 25 miliar yang diambil dari APBD Kota Cimahi.
Wilman mengungkapkan agar masyarakat memaklumi kondisi lalulintas di titik yang ruas jalannya sedang diperbaiki, dan meminta masyarakat mencari alternatif jalan lain agar terhindar dari kemacetan.
“Kita tidak ingin menyebabkan kemacetan parah, makanya pengerjaan ini kita lakukan pada malam hari. Rata-rata pengerjannya itu dua bulan,” pungkasnya. (ziz/yan)