SOREANG – Berdasarkan data yang terungkap oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, lebih dari 24 ribu hektar lahan hutan di Kabupaten Bandung kritis.
Menyikapi hal itu, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser meminta pengamanan di hutan lebih diperkuat melalui kerja sabilulungan semua pihak.
Selain revitalisasi, lahan kritis bisa dikurangi dengan mengendalikan pola tanam. Namun juga Perhutani dan PTPN harus punya keamanan kuat, agar lahan kritis ini tidak semakin meluas.
’’Jadi sabilulungan kita jaga, di hulu kita menanam dan yang di hilir perduli dengan menjaganya,” ungkap Dadang ketika ditemui kemarin. (3/9).
Peningkatan kualitas lingkungan di hilir lanjutnya, bersumber dari semakin baiknya kondisi lingkungan di hulu. Namun hal tersebut, lanjut dia, masih terbentur kewenangan.
Dia menambahkan, penguatan tersebut terlaksana dengan keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, Perhutani dan PTPN, masyarakat, komunitas, maupun Non Government Organization (NGO) yang bergerak di bidang lingkungan. Dengan harapan bisa menghasilkan solusi tepat, serta menumbuhkan keseriusan pihak-pihak tadi untuk penanganan masalah kerusakan hutan.
“Perlu ada solusi yang serius bagi masalah lahan kritis. Namun, pada saat yang sama, solusi itu harus menciptakan sumber daya bagi pembangunan. Maka, dengan sinergitas semua pihak, juga dengan tidak saling lempar tanggungjawab, perspektif baru bagi para pengambil kebijakan untuk persoalan lahan kritis, akan segera terlaksana,” ujarnya.
Disinggung soal penghargaan Nirwasita Tantra, Bupati menyampaikan, sasaran yang ingin dicapai, semata mata untuk menjadi tolak ukur keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan. Sesuai dengan prinsip metodologi pembangunan yang berkelanjutan.
“Ini kita upayakan semata mata sebagai tolak ukur keberhasilan, sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Bandung,” imbuhnya
Menanggapi itu, Ketua Tim Panelis Prof Dr. Ir. Hariadi Kartodiharjo, MS menyebutkan, dengan rata-rata ketinggian hutan wilayah Kabupaten Bandung di atas 1000 mdpl, disertai pemulihan seluruh lahan kritis yang ada dan masyarakatnya menanam kopi, cita-cita Kabupaten Bandung sebagai sentra kopi internasional bisa ikut terwujud.
“Bahkan jika itu semua terlaksana, saya kira Kabupaten Bandung tidak hanya berhak menerima Nirwasita Tantra saja, tapi bisa juga mendapatkan Guiness Book of Record,” pungkasnya (rus/yan)