”Saya rasa tidak sesederhana itu. Tetapi bahwa secara bertahap satu per satu banyak selama ini yang berbeda, alhamdulillah bergabung. Mungkin karena melihat sosok kyai Maaruf,” tutupnya.
Sementara itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengakui tak ada masalah bila Ustadz Yusuf Mansur merapat ke kubu Jokowi-Ma’ruf. Karena dalam politik, kata Fahri, setiap pilihan yang diambil pasti ada konsekuensi masing-masing. bahkan, lanjut Fahri, politik itu tak ada yang abadi, baik teman maupun lawan.
”Ya silakan saja, itu kan pilihan politik orang dan setiap pilihan politik ada konsekuensinya, namanya berpolitik. Berpolitik itu ada konsekuensinya karena politik itu blok kekuasaan, di sana kamu, di sini saya, ada kawan, ada lawan, ada konsekuensi nanti kalau menang ada konsekuensi, kalau kalah ada konsekuensinya, itu biasa aja begitu,” kata Fahri.
Namun, Fahri menyayangkan kalau merapatnya Ustadz Yusuf Mansur dijadikan sebagai penahan isu agama di Pilpres nanti.”Kalau itu maksudnya, menurut saya keliru,” tegasnya.
Lain Yusuf Mansyur, pengusaha muda, Erick Thohir juga disebut sebut akan memimpin tim kampanye pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.
”Erick Thohir menjadi ketua tim sukses, saya kira dari PPP senang-senang saja,” ujar Ketua DPP PPP, Amir Uskara saat ditemui di Ruang Fraksi PPP DPR, Senayan, Jakarta.
Amir mengatakan, figur pengusaha bukanlah hal terlarang dalam dunia politik. Pasalnya, setiap warga negara punya hak yang sama untuk berpolitik.
”Arena pilpres ini sekalipun ini menjadi sebuah kontestasi politik, ini menjadi kebutuhan seluruh masyarakat bukan hanya politisi,” jelasnya.
Amir meyakini, jika benar Erick Thohir yang dipercaya memimpin tim, tentu akan menjadi keuntungan yang sangat besar bagi Koalisi Indonesia Kerja pengusung Jokowi-Ma’ruf.
Pasalnya, sambung dia, Erick Thohir merupakan pengusaha yang sudah terbukti kesuksesannya dan bisa menjadi figur panutan pemilih milenial.
“Saya yakin (Erick Thohir) akan menjdi panutan dari para anak muda milenial kita,” tukas Amir, anggota DPR. (RBA/FIN/yud/rmo/ign)