SOREANG – Untuk menarik pengunjung, Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Bandung akan terus lakukan berbagai macam inovasi agar masyarakat tertarik untuk mendatangi perpustakaan daerah.
Kepala Dispusip Hj. Tri Heru Setiati mengatakan, inovasi ini harus dilakukan. Sebab, citra perpustakaan tidak hanya sebagai tempat menyimpan buku, namun akan sebagai suatu lembaga yang memiliki pelayanan inovatif.
’’Kami ciptakan perpustakaan yang atraktif, interaktif, edukatif dan kreatif,” kata Tri ketika ditemui belum lama ini.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus berbenah untuk meningkatkan kualitas perpustakaan, mengingat perpustakaan berperan dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat. Bahkan, untuk koleksi bukunya akan dilengkapi buku-buku popoler, best seller, buku budaya, buku kearifan lokal, buku budaya masyarakat dan buku yang dibutuhkan generasi muda serta masyarakat.
Selain itu, untuk penataan dan interior perpustakaan akan dirubah dengan mengggunakan konsep tematik dengan memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Bahkan, pihaknya juga berencana menyediakan perpustakaan digital e-Book secara gratis.
Selain itu, untuk lebih mengintensifkan minat baca dikalangan anak-anak khususnya diwilayah pedesaan pihaknya akan memberikan bantuan berupa buku-buku bacaan. Sehingga, disetiap desa nantinya akan banyak berdiri taman-taman bacaan.
Keberadaan perpustakaan keliling juga akan terus diintensifkan ke sekolah-sekolah yang dianggap memiliki keterbatasan koleksi buku dan bahan bacaan. Dengan begitu, budaya literasi nantinya akan menjadi salah-satu kegiatan yang disukai oleh masyarakat.
Pada acara yang sama Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bandung HJ. Kurnia Agustina Dadang Naser menyampaiakan gerakan-gerakan literasi yang diusung berbagai sektor menujukan bahwa filosofi Sabilulungan diaplikasikan oleh Organisasi Perangkat daerah (OPD).
“Berbagai cara akan selalu kita lakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat khususnya di Kabupaten Bandung, seperti adanya gerakan literasi untuk masyarakat, keluarga dan sekolah. Mudah-mudahan dengan adanya gerakan ini apa yang menjadi visi misi Kabupaten Bandung akan tercapai,” ujar Kurnia.
Dirinya juga menjelaskan, sepertiga penduduk Kabupaten Bandung adalah anak-anak. Tentunya mereka membuthkan berbagai rangsangan dan sentuhan khususnya dari sisi literasi.
“Saya berpesan gerakan literasi ini dapat lebih memperhatikan anak-anak, seperti pengelompokan buku bacaan sesuai usia,” ungkapnya. (yul/yan)