NGAMPRAH– Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf meminta agar Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jabar meningkatkan pengawasan terhadap peredaran obat tradisional dan kosmetik ilegal yang kian muncul di tengah masyarakat. Bahkan, BBPOM tidak hanya fokus kepada pengawasan di retail. Adanya temuan tiga gudang penyimpan kosmetik dan obat tradisional ilegal di kawasan Pergudangan Surya Balaraja, Serang, Banten menandakan ada pemain besar dalam kasus ini yang perlu diwaspadai.
“Saya minta petugas jangan hanya mau berburu gudang saja, tapi pemasok dan supliernya yang harus ditangkap dan di Jabar itu ada,” tegas Dede di Cisarua belum lama ini.
Sementara itu, Kepala BBPOM Jabar I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa yang ditemui di Cisarua Bandung Barat membenarkan adanya penggerebekan petugas di kawasan Pergudangan Surya Balaraja, Serang, Banten.
“Di Serang ada satu gudang produk impor baik bahan baku maupun produk jadi kosmetik dan obat ilegal yang ditengarai sudah didistribusikan ke Jabar,” ungkapnya.
Pihaknya sudah menemukan produk-produk impor ilegal yang mirip dengan yang ditemukan di Serang, Banten itu di daerah Cirebon, Purwakarta, dan Bandung. Produk itu telah didistribusikan ke warung dan kios-kios di masyarakat. Pendalaman ini tidak hanya dilakukan ke hilir tapi juga ke hulu untuk mencari tahu siapa yang mendistribusikan produk-produk tersebut.
Menurutnya, pengawasan obat dan makanan yang dilakukan pihaknya sebagai unit pelayanan teknis Jabar tidak hanya memeriksa sarana pengawasan retail dan warung. Pengawasan juga dilakukan dari hulu ke hilir yang mencakup pemeriksaan sarana distribusi dan produksi. Terlebih dengan adanya tren penjualan secara online maka potensi masuknya barang impor ilegal semakin tinggi.
Belum lagi dengan berkembangnya teknologi informasi dan transportasi barang, membuat pihaknya harus semakin intensif dalam pengawasan. Sebab, banyak produk ilegal di suplier maupun distributor, yang memang ada link-nya dan tidak berdiri di satu provinsi saja. Tidak aneh ketika produk itu telah masuk ke DKI Jakarta maka bisa langsung cepat menyebar ke seluruh Indonesia melalui jalur pelabuhan atau jalur tikus.