NGAMPRAH– Sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Bandung Barat terancam kekeringan. Hal itu dikarenakan saat ini sudah memasuki musim kemarau yang sulit mendapatkan pasokan air. Setidaknya ada 4 wilayah yang meliputi Kecamatan Padalarang, Cihampelas, Cililin, dan Sindangkerta terancam dilanda kekeringan.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Tani Cimerang Padalarang, Dasep Hermansyah menyatakan, kini di wilayahnya sudah terjadi kekeringan dikarenakan sumber air untuk lahan pertanian sangat sedikit. “Memang sudah kekeringan dan kesulitan air bersih. Sehingga produksi padi juga terganggu dan bulan-bulan sekarang itu paling cocok tanam jagung dan lainnya selain padi,” katanya di Ngamprah, kemarin.
Dasep menyebutkan, dengan kondisi musim kemarau itu cukup menggangu para petani. Sebab, selama ini para petani di KBB mempunyai kewajiban untuk menyuplai beras ke sejumlah daerah di Jawa Barat. “Petani kita biasa berkontribusi beras ke beberapa daerah di Jabar salah satunya Bekasi. Artinya, kemarau ini cukup mengganggu para petani yang akan menghadapi panen,” ungkapnya.
Lebih jauh Dasep menjelaskan, kendati saat ini para petani tengah dihadapkan dengan kondisi kekeringan tanah persawahannya. Namun dia memastikan untuk harga beras di pasaran tetap aman sampai saat ini. “Kondisi kekeringan harga tetap stabil. Karena untuk stok beras ada sampai 10 ton. Sehingga untuk harga beras premium pun tetap stabil, di mana sekarang harga mencapai Rp 8.500 per kilogram,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Pandawa Sindangkerta, Sugandi juga mengungkapkan, menghadapi kondisi kekeringan, sejumlah petani di wilayahnya pun berinisiatif menyiapkan stok beras. Adapun 17 ton stok beras disiapkan untuk memenuhi kebetuhan pasar di musim kemarau ini. “Jauh-jauh hari saat panen, kita sudah siapkan puluhan ton beras. Dan ini antisipasi kita dalam menghadapi jika terjadi gagal panen,” ungkapnya.
Menurut Kepala Bidang Pertanian dan Ketahangan Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat, Iin Solihin mengungkapkan, dengan kondisi kemarau di tahun ini dikhawatirkan akan terjadi puso. Termasuk kekeringan juga akan berdampak pada pasokan beras di KBB. “Di beberapa daerah masih ada yang panen. Untuk itu kita berkerjasama dengan bulog, kita akan pantau terus ke lapangan. Sehingga masalah-masalah di lapangan itu bisa kita antispasi,” katanya.