Tindak Tegas Pembuang Limbah

”KKN tematik ditujukan bagaimana Citarum menjadi bersih. Inovasi perguruan tinggi diterapkan disini, mulai soal pengolahan limbah sehingga bersih Citarum,” katanya.

Dirinya mengatakan, program Citarum Harum yang digagas presiden Joko Widodo agar sungai tersebut bersih dalam tujuh tahun diharapkan dalam dua tahun pertama bisa terlihat dan berhasil. Katanya, program dilakukan karena jika sungai Citarum saat ini yang berlimbah dan dikonsumsi akan membuat anak stunting.

Nasir menambahkan, pihaknya menyerahkan dua insenerator dengan kapasitas 120 ton perhari kepada Komandan Sektor 8 Program Citarum Harum. Sementara itu, peran perguruan tinggi mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah.

Sementara itu, untuk mendukung suksesnya program Citarum Harum, Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) akan terus melakukan pembinaan pengolahan limbah kepada peternak sapi perah agar terus mengurangi buangan limbah ke sungai.

Ketua KPSBU Dedi Setiadi mengakui, masih banyak peternak yang membuang kotoran sapi ke aliran sungai yang ada di wilayah Lembang. Meski begitu, dia menyatakan bahwa upaya-upaya pencegahan pencemaran sungai juga terus digalakan.

Dedi menyebutkan, peternak sapinya yang menjadi mitra KPSBU berjumlah sekitar 7.400 orang. Akan tetapi, peternak yang aktif sekitar 5.000. Secara keseluruhan, para peternak di KPSBU memiliki jumlah sapi sekitar 22.300 ekor. Dari jumlah sapi tersebut, produksi susu yang dihasilkan per hari adalah sekitar 145 ton.

”Peternak sapi perah di Lembang ini kan sudah ada sejak 1971. Kita lihat bahwa memang sebagian peternak masih mengotori sungai yang ada dengan kotoran sapi. Namun, di Lembang ini telah dilakukan berbagai upaya untuk mengurangi pencemaran sungai,” kata Dedi di kantornya, Lembang, kemarin (31/7).

Dia mengatakan, upaya-upaya itu di antaranya ialah kewajiban bagi para peternak untuk memberi pakan ternak dengan rumput yang diberi pupuk dari kotoran sapi. Beberapa peternak bahkan bekerjasama dengan para petani sayuran.

”Jadi, kotoran sapi ini dikeringkan, ditumpuk, lalu diangkut oleh para petani yang mau menggunakannya untuk pertanian,” katanya.

Selain itu, program pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas juga telah banyak dipraktikan oleh para peternak. Dedi menyebutkan, ada sekitar 1.250 peternak yang mengikuti program biogas menggunakan teknologi dari Nepal. Sebagian peternak juga sudah memanfaatkan kotoran sapi untuk media ternak cacing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan