BANDUNG – Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dodin Rusmin didampingi Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Bandung, Euis Purnama meninjau sekaligus memberikan sambutan pada acara Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di SMKN 3, Jalan Solontongan, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Dodin mengatakan PLS merupakan masa pengenalan lingkungan, dimulai dari pengenalan pribadi, pengenalan lingkungan sekolah, hingga pengenalan terhadap guru-guru di sekolah.
”Dengan adanya PLS, kalian akan saling mengenal. Mengenal secara pribadi, kenalan kelas, kenalan dengan gurunya. Dalam seminggu bakal tau minimal lingkungan sekolah. Setelah itu kalian akan merasa nyaman dan betah,” kata Dodin.
Kepanitian PLS dilakukan oleh guru dan kepala sekolah. Hal ini untuk menghindari senioritas antar siswa dan menghindari perpeloncoan. Dodin menjelaskan, sekolah adalah tempat yang menyenangkan untuk semua, tempat menuntut ilmu, pusat peradaban bangsa.
”Saya yakin di dalam mpls tidak ada perpeloncoan. Semua akan diisi dengan sesuatu yang bermanfaat yang akan langsung disampaikan oleh guru,” ujar Dodin.
Materi yang disampaikan dalam PLS sesuai dengan Panduan Pengenalan Lingkungan Sekolah SMA/SMK/MA Tahun Pelajaran 2018/2019 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat. Materi tersebut salah satunya, penguatan pendidikan karakter, gerakan literasi sekolah, sekolah ramah anak hingga pengenalan ekstrakulikuler dan lingkungan sekolah. Untuk SMK, Dodin mengatakan SMK memiliki kelebihan dan keungguan dalam bidang kewirausahaan.
”SMK itu hebat, lulusnya bisa melanjutkan ke kuliah, bisa bekerja yang bersetifikat, dan bisa berwirausaha. Pengusaha muda. Apalagi sudah jaman digital. Jadi literasinya pun literasi digital,” ucap Dodin.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Bandung, Euis Purnama. Euis mengungkapkan kegiatan PLS di SMK Negeri 3 Bandung, memang memberikan materi mengenai kewirausahaan dan etos kerja. ”Kalau SMK ada yang urgent adalah masalah kewirausahaan dan etos kerja. Karna kaitan dengan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri),” ungkap Euis. (smd/azu)