”Alhamdulillah, dari pada tidak ada penghasilan sama sekali. Kadang juga saya diberi lebih,” ujar AS, seorang pelayan saung.
Semua ini bukan rahasia lagi. Bahkan, penghuni dengan bebas mengakses telepon seluler di dalam. Dari pengamatan saya, setiap penghuni punya dua telepon. Bebas mereka gunakan.
Lainnya, setiap penghuni khususnya mantan pejabat punya jatah khusus keluar lapas. Sekali hingga dua kali setiap pekan. Istilahnya, agenda untuk berobat.
Padahal, dari penggamatan FAJAR, pejabat yang keluar untuk bertemu keluarga. Kabarnya, setiap jatah keluar dikenai biaya khusus untuk kapalas.
Selain punya saung, penghuni juga membuat kolam ikan di sekitar kawasan bersantai itu. Mereka kumpul-kumpul uang. Setelah jadi, diisi ikan hias.
Mantan pejabat pun masih bebas mengurus kerjaan dari balik lapas. Di saung masing-masing, kerap ada penghuni yang menandatangani berkas cukup banyak. Kadang juga lakukan rapat di sana.
Soal makanan tidak usah khawatir. Pesan apa pun ada. Makanan yang dijual sekelas restoran mahal. Ada ayam panggang, nasi bakar, dan lainnya. Serba ada pokoknya.
Kondisi ini sudah berlangsung lama. Makanya, tidak mengagetkan soal adanya OTT KPK tersebut. Bagaimana pun, Sukamis kan tak laik disebut penjara. Cocoknya, tempat istirahat dan rekreasi bagi para koruptor. (rdi-iad/nur-zuk/ign)