NGAMPRAH– Satuan Tugas Program Citarum Harum melakukan aksi damai penertiban ratusan Kolam Jaring Apung (KJA) di Waduk Cirata Dermaga Pasir Geulis Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, Kamis (19/7). Namun, diduga terkait kegiatan penertiban tersebut, petani ikan di Waduk Cirata blok Kampung Maleber, Desa Gudang, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat membakar tiga perahu, Kamis (19/7).
Belum diketahui perahu milik siapa yang terbakar, namun saat ini puluhan petani jaring apung Desa Maleber masih berkelompok duduk di sekitar kantor UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat yang terletak di Desa Maleber.
Informasi yang dihimpun, terbakarnya perahu tersebut diduga karena ada aksi spontanitas dari para petani jaring apung yang merasa ada keganjilan dalam proses penertiban yang telah dilakukan sejak empat hari lalu. Saat dihubungi melalui sambungan telepon, Komandan Sektor 12, Kolonel Satriyo Medi Sampurno membenarkan adanya insiden terbakarnya tiga perahu. “Betul memang ada dan sekarang saya sedang menuju ke sana, untuk permasalahannya kenapa saya cari tahu dulu,” kata Satriyo yang bertugas membawahi wilayah Waduk Cirata dalam program Citarum Harum ini.
Satriyo mengatakan, dalam penertiban KJA, telah melalui serangkaian tahapan mulai sosialisasi bulan April hingga Mei, selanjutnya, pihaknya pun mendata ulang kembali jumlab KJA, dan langsung melakukan penertiban KJA secara bertahap.
Selama 2016 jumlah petak jaring apung di Cirata sebanyak 77.195 petak dan meningkat pada Mei-Juni 2018 menjadi 98.397 petak. Begitu pula jumlah petani keramba dari 3.553 orang pada Desember 2016 menjadi 5.139 orang pada Mei-Juni 2018.
“Petani ikan di KBB per Desember 2017 sebanyak 1.516 orang, di Purwakarta sebanyak 829 orang, dan di Kabupaten Cianjur sebanyak 1.208 orang. Sedangkan per Mei-Juni 2018 jumlah petani keramba di KBB ada 1.493 orang, di Purwakarta ada 1.266 orang, dan di Cianjur ada 2.380 orang,” tandasnya. (drx)