Bapak-Ibu Normal, Dua Anaknya seperti Bule

Di Ciburuy, keberadaan albino memang sarat dengan mitos. Isur Suryana, 41, salah seorang warga albino, banyak bercerita tentang mitos Sunda Walanda itu. Berdasar cerita turun-temurun yang didengarnya, kemunculan albino disebabkan adanya seorang keturunan Prabu Mundinglaya dari Kerajaan Pajajaran yang menikah dengan seorang penjajah Belanda yang sempat menetap di wilayah Sunda selama dua tahun. Dari pasangan itulah konon kemudian lahir keturunan albino yang turun-temurun hingga sekarang.

’’Tapi, kebenaran cerita itu, saya tidak tahu,’’ ungkap Isur.

Isur pun merupakan satu-satunya albino di keluarganya. Sebab, istri dan dua anaknya tidak ada yang berpigmen bule. Dia tidak bisa memastikan, keturunan keberapa dari generasi sebelumnya yang mengalami albino.

’’Kalau dari atas, saya ini entah keturunan yang kelima atau yang kedelapan dari kakek buyut yang albino. Ayah dan ibu saya nggak (albino). Dua anak saya juga enggak,” terang Isur saat ditemui di rumahnya sembari menunjukkan dua anaknya yang berkulit normal.

Isur mengakui bahwa istri Nana masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ibunda Isur. Bahkan, masyarakat Ciburuy, menurut dia, terbilang masih punya hubungan kekeluargaan yang dekat, karena dari atasnya masih satu keturunan, sehingga semua dianggap masih bersaudara.

’’Kami ini satu keturunan. Jadi, semua kami anggap keluarga,” tuturnya dengan pupil mata sedikit bergerak-gerak lantaran silau terkena matahari pagi.

Memiliki keturunan albino di Ciburuy, menurut Isur, sudah tidak lagi aneh. Apalagi, mayoritas albino memilih untuk menetap di kampung halaman, tidak ingin pindah ke desa lain atau bahkan merantau ke kota. Karena itu, jumlah albino di Ciburuy terbilang selalu ’’banyak’’. (*/c10/ari/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan