BANDUNG – Penjabat Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Iriawan memastikan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) rampung pada September mendatang.
Kepastian tersebut diperoleh Iriawan saat dirinya melakukan peninjauan ke sejumlah titik tol Bocimi. Dia makin optimistis setelah rampungnya konstruksi Main Toll Road (jalur tol utama) sepanjang 15,3 kilometer. Sisanya hanya tinggal penyelesaian pada marka jalan dan penunjang lainnya.
”Dua bulan lagi siap digunakan ya, jalan utamanya sudah selesai hanya tinggal bagian sisinya saja,” ujar Iriawan.
Iriawan mencatat sejumlah permasalahan yang harus segera diatasi. Salah satunya adalah pembebasan tanah untuk pembangunan jalan interchange ke arah Caringin.
”Yang menjadi catatan saya pembebasan tanah untuk interchange kearah Caringin, ini harus segera dituntaskan,” katanya.
Bila tol Bocimi ini rampung seluruhnya maka akan memangkas waktu tempuh lebih cepat dari arah Sukabumi ke Jakarta maupun sebaliknya yang biasanya bisa memakan waktu hingga enam jam.
Sementara itu kemarin Iriawan didampingi Kasatker Tol Cisumdawu Wida Nurfaida, Kapolres Sumedang, AKBP Hartoyo, melakukan peninjauan ke lokasi proyek pengerjaan Tunel (Terowongan, red) jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu).
Iriawan mengatakan, setelah dilakukan pengecekan dan komunikasi dengan pihak Satker Tol, proyek pengerjaan tol Cisumdawu keseluruhan akan selesai pada tahun 2020. “Pengerjaan dua terowongan kiri kanan, sepanjang 472 meter yang kini dalam tahap pengerjaan,” jelasnya.
Iriawan menjelaskan, begitupun pembebasan lahannya sudah mencapai 90 persen.
Pada kesempatan itu, Kasatker Tol Cisumdawu Wida Nurfaida mengungkapkan, proses pengerjaan terowongan sisi kanan sekira 50 meter akan rampung.
“Sisi kiri baru sekitar 160 meter. hingga saat ini, secara keseluruhan pengerjaan tiap fase nya tidak ada kendala yang berarti, semuanya dapat teratasi begitupun dalam pengerjaan terowong. insya allah akan selesai sesuai rencana,” ungkapnya.
Sementara itu, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia siap menjamin risiko yang timbul terhadap enam proyek jalan tol sepanjang 327 kilometer yang segera dilelang pemerintah.
Sementara itu, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Armand Hermawan menyatakan bahwa sejumlah risiko yang bisa dijamin oleh PII yakni risiko politik, keterlambatan pengadaan tanah, keterlambatan pengembalian dana talangan tanah, dan penyesuaian tarif.