SOREANG — Sebuah bank seharusnya diisi oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Namun, di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kertaraharja, lulusan stingkat SMA masih mendominasi sebagai karyawan di BPR milik Pemkab Bandung tersebut.
Berdasarkan informasi dari total 15 kantor cabang BPR Kertaraharja diduga ada 6 kepala cabang yang berlatar pendidikan setingkat SMA. Bahkan, salah satu kepala cabang tersebut baru saja bertugas kecamatan Paseh, Pamengpeuk,
Majalaya, Pangalengan, Sindangkerta, dan Kabupaten Bandung Barat. Bahkan, untuk kantor BPR Banjaran sebetulnya memiliki aset mencapai Rp 43 miliar dengan nasabah 20 ribu orang.
Saat dikonfirmasi, Asisten II bidang kesejahteraan dan perekonomian, Setda Pemda Kabupaten Bandung, Marlan mengakui, jika permasalahan dihadapi oleh BPR Kerta Raharja adalah seputar Sumber Daya Manusia (SDM).
“Pimpinan cabang sekarang lagi dibenahi. Karena memang kekurangan SDM juga sih di BPR, termasuk direktur kepatuhan BPR untuk mengatasi kredit macet,” ujarnya kepada wartawan, di Soreang kemarin, (9/7).
Dia beralasan, pimpinan cabang masih adanya pimpinan cabang tamatan SMA merupakan hasil dari manajemen warisan lama.
Sehingga, membutuhkan waktu untuk membenahi frngan memasukan tenaga baru yang lebih berkualitas dengan latar belakang memadai.
Kendati begitu dia mengatakan, para pemimpin BPR ini sebetulnya sudah memiliki pengalaman dan dan kinerja bagus. Sehingga, harus ada pertimbangan lain bila untuk menggantinya.
“Selama pengalaman dan kinerja bagus kita pertahankan. Kecuali kalau tidak bagus. (Kualifikasi) pendidikan yang akan dibahas juga nanti (evaluasi),” katanya.
Marlan menambahkan, penunjukan pimpinan cabang bukan hak dari direksi. Namun, penentuan seorang pimpinan cabang harus ada persetujuan dari dewan pengawas yang dilakukan tiga bulan sekali untuk di evaluasi kinerjanya.
Jadi masalah ini tentunya sudah menjadi perhatian dan evaluasi. Terlebih di tahun ini Pemkab juga sudah menyertakan modal ke BPR Kerta Raharja sebanyak Rp 5 miliar,pungkas Marlan. (rus/yan)