Pasokan Jagung Turun, Harga Pakan Ternak Naik

JAKARTA – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo memperkirakan, harga pakan ternak ayam akan naik pada semester II 2018. Menurutnya, hal ini dipacu menurunnya pasokan jagung dari dalam negeri.

Dia menjelaskan, saat ini jagung merupakan bahan baku dominan dalam pakan ternak sekitar 45 persen dari produksi pakan nasional. Produksi pakan bila di estimasi sekitar 19,5 juta ton (per tahun).

”Semester II produksi jagung nasional hanya sekitar 35-40 persen. Kemungkinan harga jagung naik. Ini akan menjadi faktor penambah kenaikan harga pakan karena sekitar 45 persen pakan ayam dari jagung,” kata Desuanto di Jakarta, kemarin (8/7).

Dia menyebutkan, saat ini harga bahan baku jagung berada di kisaran Rp 4.100-Rp 4.200 per kg. Namun dengan menurunnya pasokan akan berimbas pada kenaikan harga pakan. Kendati demikian, sejak 2017 Indonesia sudah tidak lagi ketergantungan pada impor jagung sebagai bahan baku pakan. Sebab produksi petani lokal telah memenuhi kebutuhan jagung di dalam negeri.

”Dalam negeri selama ini cukup. 2017 tidak impor. 2018 semester I tidak impor jagung. Mudah-mudahan kalau produksi bisa dipertahankan, kita tidak impor sampai semester II 2018,” jelasnya.

Menanggapi mahalnya harga pakan ternak saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku tengah berupaya untuk mengatasi hal itu dengan cara melakukan substitusi atau mengganti bahan pakan ternak, khususnya bahan impor yang terkena dampak dari penguatan USD.

Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Ketut Diarmita mengatakan pihaknya berencana mengusulkan untuk mengganti bahan pakan seperti bungkil kedelai menjadi sorgum. “Kita mengalihkan kepada pakan pengganti yang bisa. Yang tadi campurannya 3 jadi 4 dan yang ke-4 ini yang akan mengganti kita mengarah ke sorgum bisa dimix ke situ,” pungkasnya. (DS/FIN/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan