JAKARTA – Mendekati hari H lebaran, arus mudik masih terus terjadi. Di beberapa moda transportasi, jumlah pemudik semakin sedikit. Libur lebaran yang panjang membuat persebaran waktu mudik semakin longgar.
General Manager PT Jasa Marga cabang Jakarta Cikampek Raddy Riadi Lukman menuturkan jumlah pengendara yang melewati pintu tol Cikarang Utama terus menerus turun hari ke hari. Hasil rekapitulasi pada Minggu (10/6) atau H-5 jumlah kendaraan yang menuju arah Cikampek sebanyak 88.593 kendaraan. Itu sudah termasuk data pada Senin pagi atau shift ketiga H-5 sebanyak 34.714 kendaraan. Sebelumnya, diprediksikan jumlah kendaraan pada H-5 itu sebanyak 109.115 kendaraan.
”Prediksi kita H-3 (hari ini, 12/6) lalin masih tinggi namun tidak sebesar H-6,” ujar Raddy.
Pada H-6 atau Sabtu (9/6) lalu total kendaraan yang melintasi Cikarut sebanyak 109.165 kendaraan. Sedangkan prediksi mencapai 112.000 kendaraan.
Lebih lanjut Raddy mengungkapkan meskipun jumlah kendaraan relatif terus menurun mereka tetap waspada. Sedikit saja ada sumbatan arus lalu lintas langsung dimainkan strategi-strategi sebelumnya. Misalnya melakukan lagi contraflow dari KM 35+600 sampai dengan KM 47+100. Contraflow itu dilakukan hampir dua jam. Yakni mulai pukul 09.52 sampai pukul. 11.57 saat lalin padat.
”Kemudian pada pukul 10.20 sampai dengan pukul 10.26 dikombinasi dengan pengalihan arus di Cikarut entrance dipindahkan ke Cikarang Barat 3. Walau dilakukan hanya 6 menit tapi sangat efektif mengurai kepadatan,” ujar Raddy.
Dari perhitungan Jasa Marga, sejak H-8 hingga H-5 lebaran, sudah 361.498 Ribu Kendaraan Keluar dari Jakarta melalui GT Cikarang Utama. Bagaimanapun, jumlah ini meningkat dari lalin normal yakni 273.108 kendaraan. Atau meningkat 32,4 persen dari volume lalin normal.
Jasa Marga juga mencatat, distribusi lalu lintas dari GT Cikarang Utama ke Jalur Utara (via GT Palimanan dan GT Cikampek) adalah sebesar 59 persen. Sedangkan untuk kendaraan yang menuju Jalur Selatan (via GT Sadang dan GT Cileunyi) adalah sebesar 41 persen.
Sementara Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, untuk arus mudik 2018 ini yang awalnya diprediksi puncaknya 9 Juni atau 10 Juni ternyata hingga saat ini belum terjadi puncak arus mudik. Kemungkinan besar, karena libur panjang ini membuat masyarakat bisa memilih untuk kapan mudiknya. ”Sehingga, arus mudik bisa terbagi,” jelasnya.