NGAMPRAH – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung berencana akan menaikkan tarif baru kepada para pelanggan. Kenaikan ini tidak terlepas dari harga bahan baku pengolahan air serta kenaikkan dolar terhadap rupiah. Hal itu diungkapkan Sekretaris PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, Tedi, Senin (4/6).
Menurut dia, kondisi ekonomi global seperti kenaikkan dolar berdampak besar pada harga-harga untuk operasional pengolahan air bersih. Sehingga sudah saatnya tarif ini harus dinaikkan kepada seluruh pelanggan PDAM Tirta Raharja.
”Dolar saja sekarang sudah masuk angka Rp14.000 yang mengakibatkan harga bahan kimia untuk pengolahan air serta infrastruktur pipa juga ikut naik, kalau tidak dilakukan penyesuaian harga maka keuangan perusahaan juga bakal rugi, kita juga sudah cukup lama tidak menerapkan penyesuaian tarif baru,” katanya.
Selain dampak dari kenaikkan dolar, sebut dia, subsidi untuk pemasangan sambungan rumah (SR) bagi pelanggan baru cukup besar yang ditanggung PDAM. Untuk pemasangan SR baru bisa menghabiskan anggaran hingga Rp 10 juta/SR.
”Tapi karena kita memberikan subsidi, jadi pelanggan baru cukup membayar Rp 1,1 juta/SR. Artinya subsidi yang kami berikan cukup besar,” paparnya.
Kenikkan tarif ini, kata dia, sudah dilakukan kajian di internal perusahaan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke legislatif Kabupaten Bandung sebagai wakil rakyat untuk disampaikan kepada masyarakatnya.
”Kalau kajian sudah ada di internal namun belum bisa kita sampaikan penyesuaian tarif barunya. Kita juga harus sosialisasi ke dewan untuk mendapatkan persetujuan, baru bisa diterapkan tarif barunya,” ungkapnya seraya menyebutkan tahun ini PDAM Tirta Raharja mendapatkan suntikan dana dari Pemkab Bandung sebesar Rp23,5 miliar.
Tedi menyebutkan, saat ini jumlah pelanggan mencapai 92.700 SR di tiga wilayah mulai dari Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat dengan tekanan air yang tersedia 0,5 hingga 0,7 bar. (drx)