SUMEDANG – Aksi balap liar (bali) atau yang lebih dikenal trek-trekan, kembali meresahkan warga. Kali ini, jalan Tol Cisumdawu yang belum aktif, digunakan arena bali, tepatnya di Dusun Babakan Kendal Desa Citali Kecamatan Pamulihan.
Ruas jalan tol yang belum digunakan untuk umum tersebut, menjadi arena balap liar para remaja saat menjelang buka puasa. Padahal sebelumnya, warga dan petugas kepolisian sudah melarangnya.
“Kami sudah kerap melarang, tetapi tetap saja para remaja itu tidak mengindahkan. Kami tidak berani bertindak lebih jauh karena umumnya para selain warga sekitar ada juga warga dari luar Pamulihan,” ujar Ahmad warga sekitar, kemarin (1/6).
Menurutnya, aksi itu dikeluhkan warga karena sering berakhir anarkis dan berpotensi kecelakaan. ”Warga sudah berkali-kali meminta kepada polisi untuk tanggap dan segera mengambil tindakan tegas. Akan tetapi, sekarang mereka muncul lagi,” ujarnya.
Selain mengganggu kenyamanan warga akibat suara bising yang ditimbulkan dari suara knalpot, juga dihawatirkan menelan korban. Sebab, aksi balapan tersebut tanpa menggunakan perlengkapan selayaknya para pembalap.
”Hampir setiap sore, suara bising kenalpot selalu kami dengar. Jelas membuat kami tidak nyaman,” ucapnya.
Ahmad menambahkan, aksi balapan para pemuda itu, dilakukan untuk mengisi waktunya berbuka puasa. Bahkan aksi itu, kerap juga menyedot animo sebagian masyarakat untuk melihatnya.
Namun warga yang merasa terganggu dengan aksi berbahaya ini, pun berharap polisi bisa menangkap para pelaku bali. ”Seharusnya polisi menangkapi mereka, kurung beberapa hari biar mereka jera,” terangnya.
Balapan yang sangat mengganggu ini, seringkali disaksikan puluhan anak muda dan orang tua. Aksi ini pun ditengarai menjadi ajang untuk perjudian. ”Ada dugaan mereka yang menonton itulah yang bertaruh uang. Yang menang balapan akan dikasih uang oleh yang bertaruh,” imbuhnya.
Dikonfirmasi, Bhabinkamtibmas Desa Citali Brigadir Supendi mengatakan, pihaknya rutin melakukan pembubaran terhadap aktivitas balapan liar tersebut. Namun, mereka seolah tidak kapok dan kembali melakukannya.
”Ya, sebelumnya kita rutin membubarkan mereka, namun keukeuh melakukannya lagi,” kata Supendi didampingi Babinsa Desa Citali Sertu Tri Haryanto. (kos)