JAKARTA – Dunia kini menghadapi revolusi industri 4.0. Segala macam hal dilakukan secara otomatis menggunakan internet, mulai sisi produksi hingga distribusi. Hal itu menciptakan perubahan sangat cepat dengan dampak luar biasa.
“Cakupan perubahannya luas, mulai dunia bisnis, perbankan dan keuangan, transportasi, logistik, hingga pendidikan,” ujar Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W. Setijono dalam workshop bertema Transformasi Digital Industri Logistik dan Mendesain Ulang Penyiapan Sumber Daya Manusia Logistik di Indonesia di Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta. Selasa (15/5).
Namun, kondisi seperti itu memunculkan era disrupsi yang penuh gangguan dengan banyaknya perubahan yang fundamental. Hadirnya internet telah mengacak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan yang baru. “Salah satunya, tatanan baru dalam industri logistik,” lanjut Gilarsi.
Era internet dan digital mengubah segala macam pola menjadi internet of things (IoT). Dengan perkembangan robotik, proses logistic bisa menjadi sangat efisien. “Lalu, orangnya ke mana? Pasti tinggal sedikit. Untuk bertahan, manusia harus punya talent,” tutur Gilarsi.
Karena itu, dunia pendidikan harus terus bereksperimen untuk menyiapkan talent yang mampu bersaing. Dalam revolusi industri 4.0, manusia harus bisa bekerja sama dengan robot. “Ada proses untuk menggandeng robot dan manusia,” papar Gilarsi.
Sebab, banyak kemampuan manusia yang belum bisa digantikan robot. Dengan begitu, hadirnya manusia tetap dibutuhkan dalam revolusi industri 4.0. “Tidak bisa robot sepenuhnya atau manusia sepenuhnya. Harus robot didampingi manusia,” jelasnya. (*)