BANDUNG – Ketua PD IBI wilayah Jawa Barat, Mien Ratminah mengatakan, kendala partisipasi KB di Jabar yang belum mencapai angka ideal disebabkan kurangnya pendidikan perempuan di Jabar yang rata-rata masih rendah.
Menurutnya, pengetahuan perempuan tentang kesehatan, hak-hak reproduksi perempuan yang sampai saat ini belum diketahui banyak khususnya di daerah pedesaan. Sebab, hak-hak reproduksi tidak diketahui banyak perempuan akibat pendidikan rendah yaitu masih banyak dikotomi.
’’Misalkan ada ibu yang ingin ber-KB tetapi tidak diperbolehkan oleh suaminya, jadi perempuan tersebut tidak jadi ber-KB. Padahal itu hak individu perempuan tersebut,” jelas Mien ketika ditemui belum lama ini.
Selain itu, dimasyarakat desa masih banyak mitos-mitos yang salah soal ber-BK masih menjadi kendala klasik dihadapi IBI. Sehingga, perlu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai program KB secara intensif.
“Kami berharap instansi terkait ikut meningkatkan pendidikan bagi perempuan karena bukan saja bagi perempuan itu sendiri, tetapi bagi anaknya kelak, keluarganya dan sesama perempuan lainnya,” jelasnya.
IBI dalam hal ini merekomendasikan kepada pemerintah agar bisa lebih berpihak terhadap akses pendidikan bagi perempuan, dan terutamanya pemerintah pun diharapkan kebijakan anggaran yang disusun harus lebih pro terhadap kepentingan perempuan.
Sementara itu, Ketua BKKBN Wilayah Jawa Barat Teguh Santoso mengatakan, permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan KB adalah pembiayaan, dimana pengklaiman pelayanan KB melalui BPJS kesehatan masih sulit. (mg2/yan)