Peristiwa ini terus berlangsung sampai burung bughots ini tumbuh dewasa dan kulitnya mulai tumbuh bulu yang berwarna hitam. Induknya pun langsung menghampiri ketika mengetahui bahwa itu adalah anaknya, karena bulunya sama hitam. Secara otomatis aroma yang berasal dari tubuhnya hilang, ulat dan semut pun pergi. Induknya mulai mencarikan makanan dan menyuapinya sampai besar.
Dari cerita diatas, kita sebagai guru bisa mengambil hikmah, terutama tentang rezeki yang Allah berikan kepada hambanya. Jangan merasa takut tentang rezeki dalam menjalani kehidupan ini, Allah pasti memberikan rezeki yang cukup kepada setiap manusia. Tidak ada satupun mahluk yang tidak diberikan rezeki oleh Allah di muka bumi ini.
Guru merupakan profesi yang sangat mulya, jasanya tidak dapat dibayar dengan apapun. Jangan nodai niat ikhlas gara-gara takut tidak mendapatkan rezeki. Allah berfirman dalam Al Quran Surat Hud ayat 6 yang berbunyi ”… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya”. Sudah jelas semua mahluk di dunia ini dijamin rezekinya oleh Allah, walaupun guru honorer mendapatkan upah di bawah UMR, tapi percayalah Allah akan mecukupkan segala kebutuhanya dari rezeki yang tidak terduga. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Ath Tholaq ayat 2-3 yang berbunyi, ”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
Jadi, kuncinya bagi guru-guru zaman sekarang, jangan merasa miskin, karena Allah sudah menjamin rezeki setiap manusia. Cukup dengan modal ketaqwaan dan ikhlas kepada Allah. Janganlah kita menjadi orang yang kufur nikmat. Allah akan menambah nikmat seeorang jika dia bersyukur, tetapi Allah akan memberikan azab yang pedih bagi yang tidak bersyukur. Tingkatkanlah kualitas mengajar dan mendidik siswa dan siswi, sehingga mereka menjadi orang yang bermanfaat bagi agama dan bangsa. Cukup bagi kita Allah sebagai penolong kepada hamba–hambanya yang bertaqwa.***