Kahatex Masih Buang Limbah

BANDUNG – Meski suda mendapatkan peringatan keras agar tidak membuang limbah ke Sungai Citarum, PT Kahatex masih tidak mengindahkan aturan dengan tetap membuang limbah pabrik ke aliran anak sungai Citarum.

Pembuangan limbah tersebut, di ketahui oleh tim Satgas Citarum Harum Sektor 21 pada saat melakukan patroli di setiap anak Sungai Citarum. Hal ini dikatakan oleh Komandan Sektor 21 Citarum Harum, Kolonel Inf Yusep Sudrajat.

“Kami telah menemukan bukti fakta dilapangan bahwa air limbah yang mengalir ke Sungai Cikijing yang merupakan anak sungai citarum yakni dari saluran milik pabrik Kahatex di Rancaekek,” kata Yusep saat memberikan keterangannya, kemrin (18/4).

Menurutnya, saat dirinya bersama anggotanya melakukan pengecekan yang bermula ke Sungai Citarik yang bermuara ke Sungai Citarum. Lalu cek Sungai Cimande dan Cikijing. Di Sungai Cikijing, ada pelebaran sungai oleh BBWS. Saat cek airnya hitam sekali.

“Setelah melihat air yang hitam pekat, kami bersama Babinsa setempat untuk melakukan mengecek asal muasal air sungai yang berwarna hitam pekat tersebut. Saat dicek lewat pabrik sebelah pabrik Kahatex, ternyata, air berasal dari limbah yang dibuang pabrik Kahatex,” ungkapnya.

Yusep pun menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui saluran pembuangan tersebut sudah ditutup atau belum. Sebab, masih menunggu hasil laboratorium mengenai kadar air limbah tersebut.

Dia mengaku, telah mengkonfirmasi ke pihak perusahaan, namun mereka menyangkal bahwa air limbah sudah sesuai baku mutu. Mereka menyangkal air limbah itu sudah berlangsung lama. Sampai sawah masyarakat sekian hektare mati dan masyarakat banyak yang terkena dampak seperti gatal-gatal akibat air limbah itu.

’’ Ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Jadi memang perlu ada penanganan serius dari pemerintah terhadap perusahaan Kahatex tersebut,” tegasnya.

Yusep mengaku, pihaknya telah melihat secara langsung sisi kiri saluran pembuangan limbah itu dibeton sekitar 2,5 meter. Termasuk bagian sisi kanan. Sehingga, jika dari jauh, tidak terlihat seperti saluran pembuangan limbah karena posisinya yang tersembunyi dan tertutup oleh bangunan beton.

Usai mengetahui hal tersebut, Yusep bersama Bhabinsa setempat langsung merekam video saluran pembuangan limbah tersebut dan melaporkan kepada Pangdam III Siliwangi dan staf ahli Menko Maritim.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan