Masih Adakah Penyebutan Sekolah Favorit di Jawa Barat?

Ketiga, bila pernyataan ide di atas ini akan berakhir dengan jawaban yang ambigu, ngeles dan terkesan cuci tangan. Sebagaimana sering kita saksikan dalam beberapa kasus seputar praksis pendidikan kontemporer saat ini. Maka, meminjam istilah dalam bahasa asing, bila kita tidak paham tentang sesuatu persoalan sebaiknya kita diam agar tidak masuk dalam kategori kelakar, ’’have much less knowledge or doesn’t know anything but feel so good or talk to much about unimportant think”. (Anonymous).

Mengambil hikmah dari uraian di atas kita diajari untuk pandai-pandai menjaga lisan. Mari kita jaga bersama marwah praksis pendidikan (menengah) di Jawa Barat, agar terhindar dari kegagalan dan kehancuran. Melalui tulisan ini kita berharap mendapat petunjuk. Diberi gambaran perlunya orang yang memang ahli minimal paham pekerjaannya, sehingga dia akan sangat berhati-hati dengan lisannya. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ’’Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (BUKHARI-6015).

Mengelola praksis pendidikan adalah membangun peradaban masa depan. Begitu berat dan mulianya amanat ini sehingga sangat bisa kita pahami hanya oleh ahlinya pengelolaan praksis pendidikan ini akan menjadi wasilah terwujudnya masa depan peradaban Jawa Barat maju dan sejahtera. Oleh karena itu, kita merindukan ahlinya.

Dengan demikian, pilihan terbaik untuk mencari sosok yang mampu menjaga lisannya. Mempunyai keahlian di bidang yang dipimpinnya dan amanah ini akan terpulang kembali kepada masyarakat Jawa Barat. Siapapun dan dari manapun sosok itu. Tidak menjadi masalah sepanjang istiqomah dengan Sabda Rasulullah di atas, agar kita terhindar dari keadaan yang lebih buruk lagi.

Pengalaman menunjukkan, banyak contoh dan kejadian di mana pendusta justru dipercaya sedang yang jujur justru didustakan. Lalu pengkhianat malah dipercaya. Di sana berbicaralah ruwaibidhah, yaitu Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan umum.

Itulah yang diperingatkan dalam Hadits: Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:  “Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh kedustaan, saat itu pendusta dipercaya. Sedangkan orang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang amanah justru dikhianati, dan saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya: “Apakah Ruwaibidhah itu?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh namun dia membicarakan urusan orang banyak.” (HR. Ibnu Majah No. 4036, Ahmad No. 7912, Al-Bazzar No. 2740 , Ath-Thabarani dalam Musnad Asy-Syamiyyin No. 47, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak/ seperti dikutip dkwtncom).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan