Gambaran di atas merupakan sebuah kenyataan yang sudah terjadi, lalu bagaimana peran pendidikan? Apa kendalanya? Pertama, sistem pendidikan yang kurang menekankan pembentukan karakter, tetapi lebih menekankan pada pengembangan intelektual. Kedua, kondisi lingkungan yang kurang mendukung pembangunan karakter yang baik.
Berkaitan dengan hal itu, maka membangun sinergitas karakter moral dengan karakter sikap ini perlu di planning dengan baik dan terkonsep dengan jelas disertai dengan alat evaluasinya. Dalam implementasinya, pendidikan karakter umumnya diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada aspek intelektual, tetapi menyentuh pada moral individu dan pengalaman yang nyata dalam kehidupan mereka di masyarakat.
Selain itu untuk mencapai sinergi yang baik, maka minimal ada 2 hal yang harus kita lakukan dalam artikel ini yaitu, doktrinisasi dan habituasi. Dalam doktrin dikembangkan adanya intervensi dan interaksi pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter. Dalam habituasi pembisaan yang mengarah pada pembudayaan diciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan para peserta didik dimana pun berada membiasakan diri berperilaku sesuai nilai dan telah menjadi karakter dirinya. Proses habituasi ini diperlukan kerja keras semua komponen sekolah agar nilai itu menjadi budaya, tidak hanya guru dan peserta didik, orang-orang yang ada disekitar sekolah harus bisa menyesuaikan dengan kebijakan yang sudah dibuat oleh sekolah, seperti petugas kebersihan, orang kantin, penjaga sekolah, jemputan, agar terjadi persepsi yang sama. Contoh ketika ada kebijakan di area sekolah ada larangan merokok, maka bukan hanya guru dan peserta didik yang harus mematuhi, akan tetapi semua yang berkaitan dengan sekolah tersebut harus mematuhi juga demi terciptanya sinergitas aspek intelektual dan internalisasi nilai. Terakhir aspek evaluasi dilakukan asesmen untuk perbaikan berkelanjutan untuk mendeteksi aktualisasi karakter dalam diri peserta didik.
Pendidikan zaman now adalah sebuah keniscayaan yang bisa mensinergikan karakter moral dan sikap di atas. Let’s go!***