BANDUNG – Penguasaan teknologi, kemampuan berbahasa Inggris dan inovasi ditekankan bisa dikuasai anak muda di Jawa Barat. Hal itu diutarakan Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) Nomor Urut Satu, Ridwan Kamil demi mewujudkan generasi emas produktif.
Apalagi secara demografi jumlah penduduk di Jawa Barat paling banyak. Dari jumlah itu terbanyak kelompok anak muda. Ridwan berharap dengan adanya bonus demografi yang dimiliki Jawa Barat bisa meningkatkan daya saing. Sehingga cita-cita membangun generasi emas yang produktif dan memajukan Indonesia dapat terealisasikan.
”Anak muda di Jabar itu terbanyak, dan jika ingin Indonesia menjadi negara termaju menyaingi Jepang dan lainya. Maka, bonus demografi yang kita miliki ini, harus bisa kompetitif dengan menguasai bahasa Inggris, teknologi dan terus melakukan inovasi,” kata Ridwan Kamil dalam sebuah acara di kota Bandung kemarin (10/4).
Lebih lanjut dia mengatakan, apabila Jawa Barat mampu memanfaatkan bonus demografi tersebut. Niscaya penelitian yang dilakukan McKenzie yang memprediksi Indonesia akan masuk 10 besar Negara dengan ekonomi terkuat di dunia, akan terealisasi.
”Selain syarat bonus demografi harus kompetitif. Syarat lainnya yaitu, tidak terjadi konflik sosial. Terutama saat peralihan kekuasaan, menjadi syarat terwujudnya Indonesia kuat dan syarat ekonomi harus tumbuh minimal 3 persen. Insyallah Indonesia akan masuk menjadi 10 negara terkuat akan terwujud,” jelasnya.
Maka dari itu, pasangan calon Rindu –sebutan untuk pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, akan berkomitmen untuk menjadikan masa kampanye dan pencoblosan sampai perhitungan suara tidak dibumbui dengan konflik sampai riweuh paciweuh.
”Dan, tentunya. Kami pasangan calon nomor urut Satu. Apabila menang akan mengawal cita-cita Indonesia Emas atau Indonesai masuk 10 negara ekonomi terkuat ini dengan gaya kepemimpinan kami yang transformatif,” terangnya.
Pimpinan yang transformatif dimaksud antara lain apabila menang pasangan calon nomor urut Satu berkomitmen menjadi pemimpin yang terbaik. Menjadi teladan bagi masyarakat Jawa Barat dan pemimpin yang dekat dengan agama, terutamanya menjadi pemimpin yang mengutamakan dialog bukan monolog.
”Jadi, jika kami menang. Kami berjanji akan turut serta atas konflik-konflik yang ada di Jabar. Kami akan menjadi moderatornya langsung bukan lagi monolog atau sama sekali tidak hadir untuk menyelesaikan masalah yang ada di Jabar,” ujarnya.