CIMAHI – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ahmad Hadadi meminta siswa tidak mempercayai jika ada soal dan kunci jawaban yang beredar saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Sebab bisa jadi itu merupakan jebakan agar anak tidak mau belajar.
”Soal dan kunci jawaban yang beredar bisa jadi malah akan menganggu dan memecah konsentrasi anak,” kata Hadadi disela pemantauan UNBK, di SMA Negeri 3 Kota Cimahi Jalan Pasantren, Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara, kemarin (9/4).
Menurut Hadadi, mustahil kebocoran soal bisa terjadi, sebab soal dan pelaksanaan ujian sudah dibuat dengan sistem yang ketat. Bahkan, server pusat dengan server sekolah terkoneksi serta ada password tertentu. ”Token juga per 15 menit ganti jadi kesisteman aman,” ujarnya.
Hadadi mengigatkan, sebaiknya masyarakat percaya sepenuhnya kepada pihak Disdik. Sebab kata dia, Disdik ingin memberikan pembelajaran yang terbaik terhadap siswa, termasuk pendidikan karakter. Sebaiknya, sebut Hadadi, orang tua dan siswa jangan sampai terjebak pada isu isu terkait kebocoran soal dan kunci jawaban.
”Itu adalah upaya dari menggagalkan proses pendidikan. Kami pastikan UNBK sekarang tidak ada kebocoran. Untuk itu sebaiknya siswa tetap percaya diri dengan kemampuannya. Tetap tenang serta tidak gugup dalam mengerjakan soal,” ucapnya.
Kendati demikian, Hadadi tetap meminta kepada aparat kepolisian untuk membantu dalam segi pengamanan. Sehingga ketika ada pihak pihak yang mengedarkan soal atau kunci jawaban UN, agar segera mengatasinya.
”Sebaiknya cepat diproses sesuai ketentuan. Sehingga tidak akan mengganggu proses pendidikan,” katanya.
Hadadi menjelaskan, UNBK bukan syarat kelulusan sekolah. Tetapi kelulusan akan ditentukan oleh pihak sekolah dengan mengacu pada gabungan nilai harian dan hasil Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) serta siswa telah melakukan program pembelajaran juga dari sistem prilaku siswa selama belajar.
”UNBK lebih digunakan untuk pemetaan nasional dan sebagai persyaratan masuk perguruan tinggi serta pendidikan kedinasan seperti IPDN, TNI dan Polri,” jelasnya.
Untuk mengatasi gangguan dalam proses ujian, Hadadi mengaku, pihaknya sudah meminta kerjasama dengan pihak PLN agar pasokan listrik ada jaminan dan tidak ada aktivitas pemeliharaan perbaikan yang membutuhkan pemadaman listrik. Tidak hanya itu, untuk antisipasi beberapa daerah yang sering mengalami mati listrik, pihaknya juga sudah meminta sekolah yang bersangkutan untuk menyiapkan genset.