BCC Menggali Potensi-Bakat Anak Sejak Dini

”Misalnya kaya permainan TNI, di situ kita kerjasama dengan Kodam dan ada logonya. Jadi seolah-olah anak-anak itu bermain kaya tentara beneran dan kita bisa dapat izin pake lambangnya,” urainya.

Masrah memaparkan, saat ini pihaknya sudah mulai melakukan pembangunan BCC di atas lahan seluas 10.000 meter atau 1 hektare yang berlokasi di Mal Lucky Square, Kota Bandung. Pengerjaannya sendiri, kata dia, sekarang sudah mencapai angka 10 persen dan direncanakan selesai serta bisa dipergunakan untuk umum pada akhir 2018. ”Sekarang masih on schedule dan untuk mencapai Desember 2018 itu sudah pasti selesai,” terangnya.

Senada dengan Marsah, Ketua Departemen Psikolog FIP-UPI, Engkos Kosasih menuturkan, dengan adanya BCC yang menyediakan berbagai wahana, anak-anak bisa menggali minat dan bakat termasuk menjadi motivasi bagi anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Sebab, anak terlebih dulu akan melakukan observasi ketika pertama kali masuk ke wahana tersebut.

Kemudian, secara psikologi anak juga akan mulai mengenal apa yang dilakukan dan lalu beradaptasi dengan talenta yang tumbuh pada diri anak tersebut. Maka, setelah anak mengenal dan beradaptasi sebelumnya, dipastikan secara sendirinya akan menspesialisasikan minat pada wahana yang disenangi untuk bekal ketika dewasa.

”Jadi senang dulu yang tumbuh dan nanti ada motivasi untuk berbuat. Selanjutnya anak akan terdorong pada saat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena dia sudah punya bekal,” tutur Engkos.

Selain itu, pendidikan non formal seperti yang disediakan BCC juga dinilai berpengaruh terhadap psikologi anak. Sebab, sistem pembelajaran di berbagai sekolah formal selalu terbatas dengan waktu dan kurikulum serta kurang sarana dan prasarana untuk menyalurkan bakat dan minat anak. Namun, ketika anak bermain dan belajar di BCC, maka anak akan lebih banyak belajar tentang kehidupan bermasyarakat.

”Ini adalah laboratorium yang bisa menggali secara non formal untuk mengembangkan problem solving anak yang sedang semangat untuk belajar dan menemukan dirinya sendiri,” tuturnya lagi.

Engkos mengatakan, untuk tes psikologi yang dilakukan setelah anak bermain dan belajar pada wahana yang tersedia, maka orangtua bisa melakukan konsultasi dengan para psikolog agar mengetahui hasil dan dapat menentukan jenjang pendidikan anak sesuai dengan spesialisasinya. Nantinya, potensi yang dimiliki anak setelah mengikuti kegiatan di BCC akan muncul sebagai life skill untuk bekal hidup di lingkungan masyarakat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan