Harus Menciptakan Pemilih Cerdas

BANDUNG – Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 ini harus bisa menciptakan pemilih yang cerdas. Hal itu menjadi pembahasan dalam diskusi terbatas Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Kebijakan Hukum (LKKPH) Neraca, kemarin (25/3).

”Pemilih cerdas yaitu yang bisa melihat visi dan misi pasangan calon gubernur dan wakilnya, dan mampu berpikir secara rasional dan jauh ke depan serta pemilih yang tidak terjebak dalam politik identitas,” ujar peserta FGD, Dewek Sapta dari DPD GMNI Jabar.

Dia mengatakan, untuk menghasilkan pemilih yang cerdas diperlukan kesadaran penuh dari masyarakat dalam menerima pendidikan politik yang dibangun oleh pihak media massa. Sehingga bisa meminimalisasi pragmatisme politik.

”Masyarakat juga harus sudah berpikir jauh ke depan bukan hanya 5 tahunan tapi bisa sampai 20 tahun ke depan,” tegasnya.

Sementara itu, Adrian dari DPC Repdem Kabupaten Bandung menyebutkan pemilih cerdas yaitu harus dilihat bibit, bebet dan bobot pasangan calon. ”Setelah itu dianalisa bibit, bebet dan bobotnya. Pemilih cerdas juga harus dilihat secara obyektif visi, misi dan program pasangan calonnya,” jelasnya.

Dengan demikian, maka pemahaman politik dikatakan menjadi penting agar masyarakat dapat rasional dalam memilih. Salah satunya juga melalui pendidikan politik sejak usia dini.

Rudita Hartono dari BP-Pemilu DPD PDI Perjuangan Jabar menyebutkan, masyarakat masih didominasi cara berpikir orde baru. Sebab, terlalu lamanya zaman orde baru berkuasa melakukan tekanan politik ke masyarakat.

”Pendekatan PDI Perjuangan ke ekternal (masyarakat) yaitu aktivitas kaderisasi kepartaian selalu di publikasi ke masyarakat melalui media massa dan sosial agar masyarakat tahu bahwa PDI Perjuangan ada di tengah masyarakat. PDI Perjuangan juga ikut aktif memantau berita hoax dan melaporkan hoax tersebut ke masyarakat,” tuturnya.

Dalam dikusi itu hadir pula , Iji Jaelani dari DPD Jaringan Kemandirian Nasional-JAMAN Jabar, Sutrisno Ketua PROJO, dan Nanang Ibrahim dari Presiden Paguyuban Pekerja Muda Peduli Indonesia.

Sutrisno mengatakan pemilih di Jawa Barat dari perspektif pendidikan masih banyak yang lulusan SMP. Sehingga Jadi masih sulit untuk menciptakan pemilih cerdas di Jawa Barat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan