KAI Sediakan 61.764 Kursi Jelang Lebaran

Dengan adanya berbagai kemudahan yang diberikan PT KAI, Joni mengharapkan agar masyarakat mampu benar-benar memanfaatkan semua fasilitas pelayanan pemesanan tiket mudik lebaran 2018. Dia juga meminta agar masyarakat mempersiapkan secara matang sebelum melakukan perjalanan mudik mendatang.

”Pesan saya agar jauh hari sebelumnya, masyarakat yang menggunakan perjalanan kereta api sudah merencanakan. Sehingga perjalanan akan lancar dan nyaman,” tandasnya.

Sementara itu, Muhammadiyah menetapkan awal bulan puasa atau 1 Ramadan 1439 H/2018 M jatuh pada 17 Mei. Sedangkan Lebaran atau Idul Fitri ditetapkan pada 15 Juni. Penetapan dari Muhammadiyah dengan metodologi hisab itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah No 01/MLM/I.0/E/2018 tertanggal 9 Maret dan diteken Ketua Umum PP Muhammadiah Haedar Nashir.

Mereka menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 17 Mei lantaran tinggi bulan saat matahari terbenam pada 15 Mei masih di bawah ufuk (-0,2 derajat). Dengan demikian, hilal masih belum tampak. Meski nanti dilakukan pengamatan langsung (rukyat), hilal atau bulan muda tetap tidak akan teramati. Karena posisi hilal tidak bisa diamati, jumlah hari di bulan Sya’ban digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.

Sementara itu, pada hisab 1 Syawal diketahui bahwa tinggi bulan pada 14 Juni sudah mencapai 7 derajat lebih di atas ufuk. Dengan demikian, hilal bakal terlihat saat diamati. Karena hilal sudah wujud, diputuskan 1 Syawal jatuh pada 15 Juni. Sedangkan Idul Adha atau 10 Dzulhijjah ditetapkan jatuh pada 22 Agustus.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, tahun ini penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Dzulhijjah bakal serentak. ’’Di Indonesia sampai 2021,  awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah akan serentak,’’ katanya.

Hasil analisis Thomas menyebutkan, penetapan tanggal-tanggal penting pada kalender Islam itu serentak karena terbantu posisi bulan. Perbedaan baru muncul pada 2022. Pada saat itu, ada perbedaan dalam penetapan 1 Ramadan antara kelompok hisab dengan yang berbasis rukyat. Berikutnya pada 2023 ada potensi perbedaan penetapan 1 Syawal atau Lebaran. Lalu pada 2024 nanti yang mengalami perbedaan adalah penetapan Idul Adha.

Thomas mengatakan, selama terbantu posisi bulan, sebenarnya waktu yang tepat untuk menuju penyatuan kalender hijriyah. Penyatuan kalender hijriyah yang dia maksud adalah penyatuan hakiki. Bukan sekadar serentak karena terbantu posisi bulan yang cukup tinggi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan