Pelajar Kudu Berani, Biasakan Jalan Kaki Menuju ke Sekolah

Didi pun mengimbau kepada masyarakat agar mulai beralih moda transportasi kepada yang lebih ramah lingkungan. ”Kepada masyarakat kami mengajak untuk bermobilitas dengan transportasi yang ramah lingkungan, jalan kaki, bersepeda, dan kendaraan publik. Kalau mau kendaraan pribadi silakan berkendara bersama, manfaatnya banyak,” pesannya.

Sejak pukul 06.00, sudah banyak anak yang terlihat berjalan kaki dari arah Taman Sejarah, Polrestabes Bandung, dan Jalan Aceh. Beberapa di antaranya berjalan bersama teman-temannya. Rona bahagia terpancar dari wajah-wajah mereka.

Di antaranya, Unga dan Rifa, Siswa kelas 5 SD Negeri 113 Banjarsari. Pada pukul 06.30 keduanya bersama-sama diantar oleh orang tuanya sampai Jalan Aceh. Mereka lantas berjalan kaki melewati trotoar Jalan Merdeka. Keduanya mengaku senang bisa berjalan kaki untuk pertama kalinya ke sekolah. ”Senang banget, seru. Jadi lebih mandiri,” ujar Unga.

Meskipun baru pertama kali, ia menyatakan tidak takut saat tidak lagi diantar orang tua sampai di depan sekolah. ”Nggak takut aja. Karena banyak polisi,” timpal Rifa.

Tak hanya dirasakan oleh para siswa, manfaat berjalan kaki juga dirasakan oleh para guru. Salah satunya adalah Siti Barkah, 42, guru SD Negeri 113 Banjarsari yang juga untuk pertama kalinya ikut berjalan kaki dari Jalan Aceh, meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah.

”Barusan saya juga coba jalan kaki dari sana enak, lihat suasananya beda, banyak yang jalan kaki, di sini biasanya macet, sekarang sudah lumayan lancar, mudah-mudahan bisa lanjut terus,” ujarnya.

Sementara itu, sambutan positif juga diterima oleh pihak sekolah dan para orang tua. Novi, 33, guru Sekolah Santa Angela menuturkan, tidak ada komplain negatif dari orang tua kepada sekolah. Meskipun sempat bingung, tetapi pihak sekolah bisa merespon dengan cepat dan baik.

”Awalnya agak kaget, kami juga agak bingung bagaimana tekniknya apakah akan sulit, takut anak akan berceceran. Jadi di pihak sekolah kami sudah menyusun rencana, beberapa guru sudah dibagi ke beberapa titik untuk mengumpulkan anak-anak. Jadi kayaknya sih kalau begini bisa dibilang lancar. Tapi setiap orang kan masih adaptasi,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan