BANDUNG – Pemerintah kota (Pemkot) Bandung memulai kampanye #PelajarBeraniMandiri di Jalan Merdeka kota Bandung, Rabu (7/3). Ratusan anak yang bersekolah di SD Negeri 113 Banjarsari, SD Negeri Merdeka, Sekolah Santo Yusuf, dan Sekolah Santa Angela tidak lagi diantar oleh orang tua sampai di depan sekolah.
Kampanye #PelajarBeraniMandiri adalah program Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung untuk mengatasi kemacetan di sepanjang Jalan Merdeka akibat antrean kendaraan pengantar anak-anak di Empat sekolah yang ada di sana, yaitu Sekolah Santa Angela, SD Negeri 113 Banjarsari, Sekolah Santo Yusuf, dan SD Negeri Merdeka. Program tersebut mengajak kepada orang tua atau pengantar anak agar tidak menurunkan anaknya di depan sekolah.
Sebagai gantinya, Dishub Kota Bandung menyiapkan Enam titik menurunkan penumpang (drop-off), yaitu di Taman Sejarah, Plaza Balai kota Bandung, Merdeka Arcade FO, Circle K Jalan Aceh, CIMB Niaga Jalan Lembong, dan halaman Polrestabes Bandung. Dari titik drop off, para siswa akan berjalan kaki menuju sekolah didampingi para relawan dan petugas sampai ke titik penyeberangan. Saat akan menyeberang, sudah ada pula petugas, para guru, dan polisi yang akan membantu.
Kepala Dishub kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, banyak manfaat yang bisa dirasakan melalui program ini. Selain mengurai kemacetan, kampanye berjalan kaki ini juga mendidik kemandirian pada anak.
“Bagi anak-anak, ini adalah pembangunan karakter. Bagi lingkungan (manfaatnya) adalah untuk mengurangi polusi dan kebisingan. Kalau dari lalu lintas, ini bisa mengurangi kemacetan. Jadi multidimensi, banyak yang bisa diselesaikan dengan eco-transport (transportasi ramah lingkungan, Rred.),” ucap Didi.
Didi menambahkan, anak-anak sekolah dipilih menjadi sasaran kampanye ini karena di usia mereka kepribadian dan karakter masih mudah dibentuk. Anak-anak lebih mudah menangkap pesan sehingga kelak di usia dewasa, mereka bisa memahami bahwa menggunakan moda transportasi ramah lingkungan lebih bermanfaat dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Sebab kini 80 persen warga kota Bandung lebih memilih kendaraan pribadi untuk bermobilisasi.
”Mereka lebih mudah membentuknya, pola pengajarannya seragam, kalau kampus kan ada pagi siang sore, kalau sekolah kan sama. Lagi pula golden age kan memang di usia mereka, khususnya sampai SMP. SMA mindsetnya sudah terbentuk,” imbuhnya.