BANDUNG – Calon Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menilai, tata kota wilayah Bandung belum terintegrasi dengan baik. Salah satunya persoalan banjir di Kota Kembang yang tak kunjung usai.
”Selama ini penataan drainase di Kota Bandung belum sempurna. Sebab, sistem buangan air zaman Belanda malah diganti dan tidak terintegrasi satu sama lain,” kata Yana usai makam pendiri Kota Bandung Wiratakusumah, di Jalan Karang Anyar, Karang Setra, Kota Bandung, kemarin (23/2).
Ketua DPD REI (Real Estate Indonesia) Jabar pada 2011-2014, tersebut menilai, Kota Bandung perlu belajar banyak dari Belanda. Sebab, sistem drainasenya disekat dan sudah dilengkapi sistem serapan.
”Saya lahir di Bandung, melihat gorong-gorong dan drainase di Kota Bandung itu enggak sesuai. Sebab, Bandung itu cekungan,” urainya.
Begitu pun dengan teknologi tol air yang sedang dijalankan di kawasan Pagarsih. Menurut dia, pola tersebut tidak sepenuhnya akan berjalan baik. Sebab, Bandung kawasan cekungan yang jauh dari laut.
”Yang memungkinkan tol air itu adalah Bogor dan Jakarta,” ucapnya.
Pasangan dari Oded M. Danial ini menilai, drinase memiliki tabungan penyerapan air. Dengan begitu, ketika air melimpah akan terserap maksimal ke bawah.
Di samping itu, Yana juga menyebutkan perlu memaksimalkan teknologi pengelolaan sampah. Yang kini sedang dirancang adalah penggunaan teknologi matahari sebagai penggerak pengelolaan sampah.
”Nah sekarang itu ada teknologi pengelola sampah berbasis tenaga surya. Kalau tenaga surya kan tidak ada biaya, gak perlu lagi solar, listrik bensin atau apapun,” ucapnya.
Tidak cukup hanya di situ, ke depan dia juga mendorong karakter masyarakat agar tidak buang sembarangan. ”Nanti akan ada sanksi social untuk pembuang sampah,” tandasnya. (pan/rie)