Nanung Kelelahan Menunggu Anaknya Hidup Lagi

”Jasad Hera dibiarkan tetap terkujur di atas ranjang dengan harapan akan hidup kembali,” imbuhnya.

Setelah hampir setahun menunggu, Nanung putus harapan. Anaknya yang paling dia sayangi tak kunjung hidup. Nanung pun memutuskan untuk menyusul anaknya dan kelak bersama akan kembali untuk menjalani kehidupan kedua.

”Tak lama dari itu, Nanung meninggal dalam keadaan duduk di depan jasad Hera,” paparnya.

Berdasarkan keterangan pelaku juga, kata Sutarman, Neneng akhirnya memutuskan untuk tidak menguburkan jasad suaminya seperti jasad Hera. Bahkan Neneng tetap mengurus kedua jasad tersebut di dalam rumahnya.

”Tiap hari Neneng membersihkan dua jasad tersebut dengan cara mengelapnya. Tiga hari sekali selimut yang menutupi kedua jasad tersebut selalu diganti dengan yang bersih,” bebernya.

Sutarman menambahkan, dari rumah tersebut, pihaknya mengamankan barang bukti satu baki sesaji dengan dua keris yang satu diberi sarung kain putih, jam tangan, rokok tembakau, rokok daun kawung, rokok filter lima batang dan batu akik serta tasbih.

Diketahui ternyata barang-barang tersebut adalah barang yang sering digunakan anak pertama Neneng, bernama Deni untuk latihan kebatinan. ”Latihannya di rumah itu. Rutin sebelum Hera meninggal. Menurut ibu Neneng keris tersebut merupakan pusaka dari mertuanya,” urainya.

Terkait perkembangan penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, Sutarman menuturkan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap para saksi dan warga masyarakat setempat dan termasuk orang yang pertama menemukan.

Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah melakukan memeriksa terhadap saksi korban dan saudaranya bernama Lili. Lili diketahui merupakan ipar dari Neneng. Dia tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.

”Sebenarnya Lili beserta istrinya mengetahui (adanya jasad Nanung dan Hera) tapi mereka tidak berani memberitahukan kepada warga. Tapi tidak ada ancaman,” tuturnya.

Dari keterangan para saksi, semua mengatakan hal yang sama bahwa kematian Hera dan Nanung wajar bukan karena tindak kekerasan.

”Perkembangan terakhir anak bu Neneng yang bernama Deni dan Erna keduanya sedang ditangani di RSJ untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan,” jelasnya.

Namun, khusus untuk Neneng, dirawat terpisah yaitu di RS Dustira. Alasannya, RSJ enggan menerika karena kamar sudah penuh.

Tinggalkan Balasan