Proyek SPAM Banyak Makan Korban

SOREANG – Adanya proyek pemasangan pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Gambung mengakibatkan banyak terjadi kecelakaan di jalan raya. Bahkan, belasan warga mengalami luka ringan dan berat akibat adanya pengerjaan proyek tersebut.

Kepala Desa Mekarsari Peri mengatakan, berdasarkan laporan ada 10 orang warga yang mengalami kecelakaan lalu lintas akibat dari proyek tersebut.

Menurutnya, warga menjadi korban karena proyek tersebut kurang rambu dan tanda yang jelas. Terlebih, bila dalam kondisi hujan jalan menjadi licin karena bercampur tanah liat.

Dirinya mengakui, selama ini bentuk perhatian dari perusahaan pemborong cukup baik terhadap para korban kecelakaan lalu lintas. Namun, untuk pengerjaan proyek tersebut dia meminta aga pihak pemborong memperhatikan keselamatan eksternal khususnya pengguna jalan raya.

Peri mengaku, pihaknya sudah melayangkan surat teguran kepada instansi yang mengerjakan proyek tersebut bahkan warga sempat protes dengan melakukan aksi. Namun, sejauh ini tidak ada itikad baik atau tanggapan dari pengelola proyek.

“Proyek mangga (silahkan, red) tetap berjalan. Tapi pengerjaan jangan sampai membuat celaka warga atuh,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Desa Cukanggenteng, Hilman Yusuf mengatakan, pengerjaan proyek Spam tersebut sebetulnya tidak memiliki standarisasi keselamatan. Sebab, dari pengamata, pengerjaan proyek dilakukan asal beres dan tidak memperdulikan keselamatan masyarakat sekitar.

Dirinya mencontohkan, untuk tanah urugan pada pipa yang terpasang seharusnya di tutup dengan tanah keras dengan pemadatan bukan tanah hasil galian.

’’Ini kan tanah urugannya lembek jadi banyak mobil yang melintas jadi terjebak dan kondisi jalan menjadi licin,”kata dia.

Untuk itu, pihaknya meminta kepada pelaksana proyek untuk memperhatikan faktor keselamatan tersebut. Terlebih, daerah tersebut memang rawan kecelakaan.

Berdasarkan pengamatan Jabar Ekspres, Proyek Spam dilakukan disepanjang jalan menuju obyek wisata sehingga banyak dilalui oleh kendaraan umum dan pribadi.

Bahkan, bila alat berat dioperasikan untuk mengeruk galian berakibat kemacetan. Bahkan, galian tanah yang sudah terpasang pipa dan ditutup urugan tetap membuat kendaraan sulit melewati.

Selain itu, kondisi tanah urugan yang dilewati mobil kondisinya tidak stabil dan mengakibatkan amblas sehingga banyak mobil yang mengalami slip ban. Bahkan, setiap turun hujan kondisi jalan menjadi licin.

Tinggalkan Balasan