BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mencari solusi penanganan sampah dalam upaya mewujudkan zero waste di wilayahnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah, mencasi inovasi pengolahan sampah yang cocok dengan karakter warga dan Kota Bandung.
Pengolahan sampah menggunakan proses bio-drying menarik perhatian Pemkot Bandung. Untuk mengetahui proses tersebut, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana pada Sabtu (6/10/2018) kemarin, mengunjungi Bio-Drying Demo Plant milik Indocement di Citeureup, Kabupaten Bogor.
Bio-Drying Demo Plant Indocement merupakan proyek percontohan pengelolaan sampah rumah tangga menjadi bahan bakar alternatif. Indocement ingin memberi contoh kepada masyarakat bahwa sampah pun dapat dimanfaatkan jika dikelola dengan baik.
Proses bio-drying cukup mudah diterapkan di komplek perumahan. Metode yang digunakan adalah co-processing, yaitu dengan sistem pengeringan dan sistem fermentasi mikroorganisme dari sampah yang mengandung komposisi material yang mudah diuraikan mikroorganisme (decomposable) dengan metode decomposisi microorganism dalam kondisi ketersediaan oksigen yang cukup (aerobic).
Alat yang digunakan untuk mengolah sampah dengan metode bio- drying adalah membran cover khusus yang dapat meloloskan uap air hasil pengeringan dimana mengurangi tingkat kadar air sampah, sehingga sampah dari sumber dapat berkurang dan dimanfaatkan dan menjadi energi alternatif. Keunggulan menggunakan bio- drying adalah, meminimalisasi pencemaran udara akibat bau sampah serta menekan perkembanganbiakan lalat.
Wakil Wali Kota berharap, mechanical biological treatment bio-drying untuk pengelolaan sampah di Kota Bandung dapat diterapkan dalam skala kewilayahan, sehingga meminimalisasi pencemaran udara akibat bau sampah serta menekan perkembangan biakan lalat. (rls/yan)