Menyikapi hal ini Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Jawa Barat, Irfan Suryanegara menilai, PKS seharusnya paham dalam mengambil sikap. Sebab, selama ini kesepahaman sudah terjalin sangat harmonis di tingkat daerah. Namun, karena ada keputusan darurat dari DPP hubungan yang sudah dijalin sangat erat dirusak oleh orang-orang yang tidak paham dengan kebutuhan politik di Jawa Barat.
’’Seharusnya petinggi-petinggi PKS di Jakarta harus bisa melihat bahwa kami di Jawa Barat. Antara Demokrat dan PKS sangat guyub dan tidak pernah ada masalah apapun,’’ jelas Irfan ketika ditemui di Gedung DPRD kemarin (4/1).
Kendati demikian, dia sangat menghormati langkah dadakan PKS mencabut dukungan dari kadernya. Bahkan, Demokrat mendoakan figur yang didukung PKS yaitu Mayjend (Purn) Sudrajat-Ahmad Syaikhu mampu meramaikan Pilgub Jabar.
”Bahkan ketika PKS meninggalkan kesepakatan yang telah kami buat di provinsi. Kami mendoakan semoga pasangan ini bisa mewarnai percaturan Pilkada di Jawa Barat,” tuturnya.
Dia menyatakan, sikap Hidayat Nur Wahid berkicau di media sosial mengungkapkan adanya fakta integritas Deddy Mizwar dengan Demokrat, seharusnya tidak diumbar ke publik karena hal tersebut menyangkut pada ranah etika politik.
Irfan mengaku, terkejut ketika petinggi PKS tiba-tiba menyatakan Demiz tidak didukung karena fakta integritas. Padahal, kalau ingin mengatakan hal itu cukup bilang bahwa PKS tidak lagi bersama Deddy Mizwar karena ada yang lebih yaitu Sudrajat. ’’Ini yang seharusnya diucapkan oleh para petinggi PKS,” kata Irfan.
Dia memandang, pernyataan yang diusapkan oleh petinggi PKS di sosial media sama saja memicu terjadinya ketidak harmonisan antar partai. (mg1/yan/rie)