Sementara itu, Direktur Pemasaran Bio Farma, M. Rahman Rustan mengatakan, untuk pengadaan Anti Difteri Serum (ADS) hasil produksi Bio Farma, saat ini masih dalam tahap pengembangan dan optimalisasi.
Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan ADS untuk pasien difteri, masih melalui impor dari salah satu mitra Bio Farma. “Kami masih melakukan pengembangan dan optimalisasi produksi ADS, karena upaya ini membutuhkan waktu cukup panjang untuk memproduksinya. Sedangkan saat KLB, diperlukan penanganan yang cepat, sehingga pengadaan ADS dilakukan melalui mekanisme impor,” ujar Rahman.
Rahman menambahkan dengan ketersediaan ADS yang terbatas, distribusi dilakukan melalui kordinasi Kementerian Kesehatan dan RS Pemerintah.
“Saat ini kapasitas produksi Bio Farma, kami prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, permintaan eksport baik vis UNICEF, PAHO dan Bilateral telah kami nego untuk dijadwal ulang, setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
Adapun untuk mendapatkan vaksin, program ORI dapat menghubungi Dinas Kesehatan atau fasilitas kesehatan pemerintah. Sedangkan untuk vaksinasi mandiri dapat menghubungi distributor resmi Bio Farma yaitu Sagi Capri, Merapi, IGM dan Rajawali Nusindo, atau menghubungi Klinik Imunisasi dan Apotek Bio Farma. (nif/ign)