SOREANG – Puluhan ribu guru honorer di Kabupaten Bandung mempertanyakan dana hibah yang belum cair. Padahal, sudah lewat tahun anggaran.
Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer Sekolah (FKGHS) Kabupaten Bandung Toto mengatakan, untuk 2017 lalu dana hibah kemungkinan tidak bisa diberikan. Sebab anggaran Pemkab Bandung mengalami defisit.
Dirinya mengatakan, melihat kondisi ini seharusnya Pemkab Bandung bisa memberikan kejelasan kapan dana tersebut bisa dicairkan. Terlebih, di Kabupaten Bandung sendiri tercata 27 ribu guru honor mengharapkan dana tersebut.
’’Dulu sempat saya tanyakan langsung kepada Sekdis Marlan,”ucap Toto belum lama ini.
Dirinya menegaskan, kepada Bupati Kabupaten Bandung Dadang M. Naser agar memperhatikan keberadaan guru honorer. Sebab, bagaimanapun guru-guru berstatus honorer telah memberikan sumbangsih yang nyata bagi dunia pendidikan di Kabupaten Bandung.
“Kami mendesak segera mencairkan dana hibah guru honorer tersebut. Paling tidak menjelaskan secara langsung alasannya,”cetus Toto.
Sebelumnya, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bandung H. Agus Firman Zaeni berharap agar seluruh guru honorer mendapatkan legalitas, yaitu berupa Surat Keputusan (SK) Bupati Bandung. Sehingga, mendapatkan honor yang dikeluarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung.
Selain itu, untuk guru honorer sendiri mendapatkan Surat Penugasan (SP) dan dana yang dikeluarkan dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Untuk mendapatkan SK Bupati harus terus diperjuangkan dan jangan lelah untuk memperjuangkan guru honorer,” pungkas Agus (rmol/yan)