Tak Mempan Diintervensi saat Putuskan Mitigasi

Pada 1 November lalu Surono resmi pensiun dari jabatannya sebagai staf ahli menteri ESDM. ’’Sekarang profesi saya pengacara. Pengangguran banyak acara,’’ kelakar pria kelahiran 8 Juli 1955 itu.

Bagaimana tidak, meski menganggur, Surono tetap menguji disertasi mahasiswa S-3. Dia juga bergabung dalam sejumlah grup WhatsApp warga yang terkait Gunung Agung.

Sebelum pensiun, dia bahkan sempat terbang ke Washington pada Oktober. Misinya, meyakinkan presiden World Bank untuk tidak hengkang dari Bali. Penjelasan Surono pun bisa diterima. Karena itu, pertemuan tahunan World Bank dan IMF dipastikan bakal tetap dilaksanakan di Bali pada pekan kedua Oktober 2018. Terakhir, ayah dua anak dan dua cucu itu sempat kembali menyosialisasikan prosedur darurat dalam menghadapi gempa kepada anak dan para tetangganya di kompleks apartemen.

Pada 15 Desember lalu terjadi gempa berkekuatan 6,9 SR di pesisir selatan Jawa Barat, dekat Tasikmalaya. Rupanya, gempa itu juga dirasakan Surono dan keluarganya yang menghuni apartemen di lantai 32. Putri Surono, Bestri Aprilia, yang apartemennya satu lantai dengan dia bertanya apakah perlu turun. ’’Saya jawab, kita turun. Meski sebenarnya saya tahu itu gempa posisinya terlalu jauh dan dalam, sehingga dirasakan luas tapi daya rusaknya kecil,’’ terangnya. Dia hanya ingin mengajari keluarganya, bahwa bila ada gempa, prosedur evakuasi harus dilakukan.

Akhirnya, mereka turun lewat tangga darurat dari lantai 32. Para tetangga juga turun semua. Sepanjang perjalanan, Surono dan Bestri bergantian menggendong Willow Clementina, putri Bestri yang masih berusia 3 tahun. Sembari menjawab berbagai pesan WhatsApp yang masuk berkaitan dengan gempa tersebut. Setelah sampai di bawah, barulah Surono menjelaskan kepada putrinya mengenai kekuatan gempa.

’’Setelah itu, selama tiga hari sakit semua badan saya (dampak menggendong, Red). Sampai pijat dua kali saya,’’ ujarnya, lantas tertawa. Sebab, dia memang meminta anaknya turun lewat tangga. Dalam prosedur darurat seperti gempa, lift tidak boleh digunakan. ’’Lebih baik Anda melakukan sesuatu tapi tidak terjadi apa-apa dan selamat daripada Anda ragu,’’ lanjutnya.

Doktor geofisika lulusan Universite Savoie Mont Blanc, Chambery, Prancis, itu memiliki prinsip yang dipegang teguh dalam menjalani hidupnya maupun profesinya. Yakni, kejujuran, kecerdasan, kecepatan, dan keberanian. Seluruhnya merupakan satu kesatuan, tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Bila hanya modal jujur, banyak yang bisa melakukannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan