BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung meresmikan Bandung Creative Hub (BCH) di Jalan Laswi Nomor 6. Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil menyebutkan peresmian gedung tersebut merupakan bagian dari realisasi visi misinya bersama Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial untuk menjadikan Kota Bandung kota kreatif dunia.
”Hari ini (kemarin, Red.) Alhamdulillah, bangunan yang selama ini ditunggu sudah selesai. Nama bangunannya Bandung Creative Hub. Visi misi dari saya dan Mang Oded dulu, ingin membawa Bandung sebagai kota ekonomi kreatif dunia. Caranya adalah memasilitasi ruangan, fasilitas teknologi yang biasanya sangat mahal dan tidak mudah,” ujar Ridwan Kamil usai acara pada wartawan, kemarin (28/12).
Dia berharap gedung berlantai Enam itu nantinya akan menjadi pusat fasilitas publik pertama dari pemerintah kota Bandung. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan bantuan pemasaran untuk para pelaku industri kreatif, yang nantinya sebagai sarana mengembangkan kreativitas, edukasi dan sebuah laboratorium untuk berbagai sektor industri kreatif di kota Bandung.
”Imajinasinya diwujudkan dengan prototipe disini. Nanti, kalau berhasil, kita bantu pemasarannya sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Nanti, akumulasi dari itu akan membawa ekonomi kreatif kota Bandung yang sangat besar. Silakan manfaatkan. Ruangannya lebih dari 10 dengan berbagi jenis kreatifitas. Mudah-mudahan bisa bermanfaat ini paling lengkap dan canggih di Indonesia,” sebut pria berkacamata tersebut.
Gedung yang nantinya dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung itu memang difokuskan untuk membangun ekonomi kreatif di kota kelahirannya. ”Tentunya ada management Gendung yang dikelola Disbudpar, fokusnya dahulukan warga KTP Bandung dan untuk pemuda Bandung. Tapi tidak menutup kemungkinan jika dari tempat lain untuk memanfaatkan demi kebersamaan,” ungkapnya.
Pembangunan gedung tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp 40 miliar dan pembangunan memakan waktu selama dua tahun. Selain mampu memproduksi berbagai kreatifitas warga Kota Bandung dia juga berharap dapat menjualnya. ”Makanya ada toko desain, ada biokop, ada studio fashion. Kekreatifitas itu jangan liat produk akhir, tapi proses. Penting. Dulu mencari tempat untuk berproses susah, sekarang kami mudahkan sehingga berproses ada berhasil dan gagal tapi biasanya akan menghasilkan karya yang tidak kita duga,” jelas Ridwan.